DPD 1  

Bandung Diterjang Banjir Bandang, MQ Iswara Minta Pemerintah Lakukan Audit Lingkungan di KBU

Berita Golkar – Alih fungsi lahan dan tidak sesuainya penggunaan izin di Kawasan Bandung Utara (KBU) menjadi salah satu penyebab banjir bandang yang menerjang kawasan Braga, Kota Bandung, Kamis (11/1) sore kemarin.

Pasalnya, curah hujan yang tinggi, ditambah daya dukung lingkungan yang menjadi daerah tangkapan air di KBU menurun. Sehingga, membuat limpasan air hujan tak tertahan (run off) masuk ke badan sungai dan membanjiri bagian hilir.

Begitu dikatakan, Sekretaris Umum DPD Partai Golkar Jawa Barat MQ Iswara usai meninjau lokasi banjir bandang di Balai RW 07 Braga, Kota Bandung, Jumat (12/1).

Pihaknya meminta kepada pemerintah untuk melakukan audit lingkungan terkait izin-izin pembangunan di KBU yang sudah dikeluarkan.

“Kami merekomendasikan, pemerintah mengkaji ulang terkait Kawasan Bandung Utara. Apakah izin yang dikeluarkan sudah sesuai dalam implementasi pembangunannya atau dengab kata lain apakah izin yang diberikan pemerintah sesuai dengan yang dibangun, termasuk build coverage ratio nya,” kata MQ Iswara.

Iswara menegaskan, jika hal tersebut terjadi perlu dilakukan audit lingkungan  dan Iswara menyarankan untuk sementara waktu dilakukan moratorium pemberian izin atau penghentian sementara pemberian ijin.

Selain itu, Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPRD Provinsi Dapil Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi) ini juga menyoroti lahan yang ditanami di Hulu wilayah KBU itu bukan tanaman keras yang mampu menampung dan mengikat air, seperti pohon rasamala, kihiyang, pinus, akasia dan tanaman keras lainnya. Sehingga, debit air yang sangat tinggi turun begitu deras dari Bandung Utara ke Kota Bandung.

Iswara juga mengatakan bahwa masyarakat harus diberikan edukasi kebencanaan mengingat kondisi cuaca ekstrem ini akan berlangsung cukup lama akibat anomali cuaca.

Begitupun para pelajar sejak dini harus diberikan pemahaman tentang pemanasan global. Dimana kondisi bumi semakin panas, berdampak pada curah hujan yang tinggi, cuaca ekstrem dan anomali cuaca.

“Sebaiknya bagi warga yang ada di bantaran dan sempadan sungai harus hati-hati khususnya pada malam hari. Karena curah hujan tidak bisa diprediksi, curah hujannya di atas rata-rata,” katanya.

Dirinya meyakini, Pemerintah Provinsi Jabar dan Pemerintah Kota Bandung sudah melakukan langkah-langkah antisipasi, untuk mencegah terjadinya bencana banjir. “Kami yakin regulasi sudah sangat cukup, hanya perlu pengawasan yg ketat pada tataran implementasinya” pungkasnya. {sumber}