Berita Golkar – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, M Sarmuji memanfaatkan momentum Bedah Buku “Golkar, Sejarah yang Hilang: Akar Pemikiran & Dinamika” karya David Reeve yang digelar di Sekretariat DPP Partai Golkar pada Senin (8/12/2025) untuk memberikan peringatan penting kepada para kader terkait arah dan orientasi partai. Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh Golkar, termasuk anggota DPR RI Dave Laksono dan Zulfikar Arse Sadikin.
Dalam sambutannya, Sarmuji menegaskan bahwa memahami kembali sejarah dan akar pemikiran Golkar adalah kebutuhan mendesak agar para kader tidak kehilangan orientasi politik.
“Kalau kita tidak memahami alasan kelahiran dan tujuan Golkar, saya khawatir apa yang kita lakukan bisa melenceng dari tujuan awal pendiri partai,” tegasnya, dikutip dari JatimUpdate.
Sarmuji menjelaskan bahwa Golkar pada awalnya dibangun oleh ratusan organisasi fungsional non-politik. Karakter itu, kata dia, membentuk budaya meritokrasi dan teknokrasi yang identik dengan kader Golkar sejak masa awal pendiriannya.
“Kalau sekarang ada orang-orang yang terlalu politis di Golkar, mungkin dia tidak memahami sejarah atau sudah mengalami disorientasi,” ujarnya.
Menurutnya, Golkar selama ini dikenal memiliki sumber daya manusia berkualitas tinggi karena tradisi keahlian dan karya yang diwariskan sejak pendirian partai.
Sarmuji mendorong agar kajian terkait sejarah kelahiran Golkar terus dilakukan, terutama mengenai alasan mengapa partai ini dibentuk dan tujuan yang ingin dicapai para pendirinya. Ia menilai hal tersebut akan memengaruhi ketepatan sikap politik Golkar di masa kini.
“Benang merah sejak awal hingga sekarang masih jelas: Golkar adalah rumah bagi kelompok fungsional yang mengutamakan karya, keahlian, dan kontribusi nyata,” imbuhnya.
Acara ini juga dihadiri sejarawan JJ Rizal dan beberapa elite partai Golkar yang disebut telah menyiapkan analisis kritis terhadap buku karya David Reeve. Sarmuji menyatakan ingin mendengarkan pandangan kritis tersebut secara langsung.
Di luar pembahasan internal partai, Sarmuji juga menegaskan bahwa Golkar tetap memprioritaskan misi kemanusiaan di tengah bencana yang melanda Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara. Ia menjelaskan bahwa bantuan gelombang kedua dengan sekitar 50 relawan baru saja diberangkatkan.
“Golkar sudah bergerak sejak hari pertama. Jadi kalau ada yang bilang kita tidak simpati karena sedang mengadakan diskusi, itu tidak tepat,” katanya. {}













