Belum Juga Jadi Gubernur, Melki Laka Lena Sudah Berhasil Pangkas Bunga Utang Pemprov NTT

Berita GolkarCalon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, mengklaim telah menurunkan bunga utang yang dipinjam Pemprov NTT dari PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Ia mengungkapkan ini di Kantor DPD I Partai Golkar NTT, Jumat (13/9/2024), dalam persiapannya sehari jelang deklarasi akbar. Melki saat itu didampingi Johni Asadoma sebagai wakilnya dalam Pilgub NTT.

“Paling tidak sebelum jadi gubernur kami sudah cukup berupaya. Saya sudah bertemu dengan Komut (Komisaris Utama) PT SMI untuk minta pengurangan bunga utang NTT dan mereka setuju,” ujarnya Jurnal Post.

Mantan Anggota DPR RI di Komisi IX ini mengaku mengenal baik Komut PT SMI dan telah membahas perihal utang tersebut.

Pemprov NTT sebelumnya diketahui mengutang Rp 1,03 triliun kepada PT SMI dengan bunga 6,3 persen. Bunga utang ini, jelas Melki, disepakati turun menjadi 4 persen berdasarkan kalkulasi yang bisa dipertanggungjawabkan.

“Kita sudah nego dan mereka mau. Itu kita lakukan. Kalau minta diputihkan (bunga utang) memang mereka bilang tidak bisa, itu sama saja kita cari ribut,” lanjut politisi dari Partai Golkar ini.

Lobi ini dilakukannya sebab pembayaran utang tahunan hingga 2028 ini tentu dapat berdampak pada fiskal NTT yang minim. Ia lantas meminta PT SMI tidak menerapkan bunga utang terhadap NTT yang perhitungannya sama dengan daerah yang lebih maju. “Jadi dari 6 persen mereka turunkan ke 4 persen,” sambung Melki.

Selanjutnya ia bersama Johni Asadoma yang berasal dari Gerindra akan mencari sumber-sumber pembiayaan baru yang sah untuk menopang fiskal NTT.

Ia juga menjelaskan soal keuangan Pemprov NTT yang dominan adalah transferan dari pusat. Ia menyebut Dana Alokasi Umum (DAU) untuk NTT memang sudah baku, berbeda dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang tergantung dari pengaruh dan lobi seorang kepala daerah ke pemerintah pusat.

Sementara Melki dan Johni sendiri berasal dari partai dalam Koalisi Indonesia Maju Plus. “Itulah gunanya kami, saya dan Pak Johni yang berasal dari partai pemerintah. Kalau bukan partai dari unsur pemerintah tentunya sebatas DAU dan itu pastinya akan terbatas,” tambah mantan Ketua Pemenangan Prabowo-Gibran di NTT ini.

Melki mengakui dirinya sebelum ini butuh waktu lama memutuskan untuk maju Pilgub NTT karena ia harus memastikan dukungan pusat terhadapnya bila menjadi Gubernur NTT nanti.

“Saya tidak mau maju gubernur dengan berharap pada DAU yang terbatas itu. Tanpa dukungan pusat yang maksimal ‘kan susah kita urus NTT begini. Syukurnya teman-teman yang akan jadi menteri nanti mau mendukung,” tukasnya. {}