Beniyanto Tamoreka: Hilirisasi Nikel di Morowali Harus Diimbangi Tata Kelola & Pengawasan Kuat

Berita GolkarAnggota Komisi XII DPR RI Beniyanto Tamoreka meminta negara memperkuat pengawasan terhadap kawasan tambang strategis di Morowali, Sulawesi Tengah, agar kepentingan negara tetap terjaga.

Ia mengatakan pesatnya ekspansi hilirisasi mineral, khususnya nikel, perlu diimbangi dengan tata kelola yang lebih kuat.

“Negara tidak boleh tertinggal dari kecepatan ekspansi industri tambang. Pengawasan harus tumbuh seiring dengan skala dan kompleksitas operasionalnya,” kata Beniyanto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (12/12/2025), dikutip dari Antaranews.

Beniyanto menyampaikan bahwa Morowali telah berkembang menjadi pusat hilirisasi nikel nasional dengan skala aktivitas pertambangan dan pengolahan mineral yang sangat besar.

Aktivitas penambangan ore, pengolahan NPI dan feronikel, hingga pengembangan rantai nilai mineral menjadikan kawasan ini beroperasi secara intensif dan berkelanjutan.

Kondisi tersebut menuntut kehadiran negara yang lebih tegas dalam memastikan kepatuhan terhadap regulasi, keselamatan kerja, serta standar lingkungan.

Menurut ia, keberadaan berbagai fasilitas pendukung di kawasan tambang, termasuk infrastruktur logistik dan transportasi, harus ditempatkan secara jelas dalam kerangka pengawasan negara.

Dalam kawasan tambang strategis, kata Beniyanto, setiap simpul infrastruktur memiliki implikasi langsung terhadap kontrol aktivitas pertambangan, mobilitas tenaga kerja, serta arus barang tambang.

Dalam konteks tata kelola pertambangan, Beniyanto menekankan pentingnya penguatan koordinasi lintas-sektor antara Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Bea Cukai, Imigrasi, serta pemerintah daerah.

Ia menambahkan kawasan tambang berskala besar seperti Morowali membutuhkan pendekatan regulatory oversight yang lebih adaptif, termasuk pengawasan aktivitas hilirisasi, transparansi rantai pasok mineral, kepatuhan reklamasi dan pascatambang, serta pengendalian dampak lingkungan secara berbasis data.

Beniyanto menegaskan bahwa pengawasan yang lebih kuat tidak dimaksudkan untuk menghambat investasi atau memperlambat hilirisasi.

Sebaliknya, pengawasan yang konsisten justru diperlukan untuk memastikan pengelolaan sumber daya mineral berjalan secara tertib, berkelanjutan, dan sejalan dengan kepentingan nasional.

Kepastian hukum dan konsistensi pengawasan, menurutnya, akan memperkuat kepercayaan pelaku usaha sekaligus melindungi kepentingan negara dan daerah.

“Kita mendukung hilirisasi dan penguatan industri tambang. Namun, negara harus hadir secara aktif untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas di kawasan tambang strategis seperti Morowali benar-benar dikelola dengan prinsip kehati-hatian, akuntabilitas, dan keberpihakan pada kepentingan nasional,” ujarnya.

Ia menutup dengan menegaskan bahwa Morowali merupakan jantung hilirisasi nikel Indonesia. Karena itu, penguatan pengawasan negara yang kritis namun konstruktif menjadi kunci agar kawasan tambang tersebut dapat terus memberikan manfaat optimal bagi daerah, industri nasional, dan negara dalam jangka panjang. {}

Leave a Reply