DPP  

Bobby Rizaldi Ragu Ada Lembaga Survei Mau Pertaruhkan Reputasi Demi Penuhi Pesanan

Berita Golkar – Ketua DPP Partai Golkar, Bobby Adhityo Rizaldi mengaku ragu jika hasil survei dapat diutak-atik, karena adanya pesanan atau titipan dari pihak tertentu.

“Bila melihat hasil lembaga survei yang sudah memiliki jejak rekam dari pilpres sebelum-belumnya dan teruji ke akuratannya, saya rasa mereka tidak akan mengorbankan reputasi dan profesionalitas nya,” terang Bobby di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Ia menegaskan lembaga survei selalu mengumumkan hasil temuannya secaraterbuka kepada publik, sehingga potensi adanya pesanan, ia nilai makin tidak memungkinkan. “Lain bila lembaga survei yang tahun 2009, 2014, 2019 belum ada publikasinya, (tentu) masih perlu pembuktian publik,” tegasnya.

Bobby menilai dengan adanya hasil survei maka para kandidat justru terbantu, dapat melihat potret terkini dan merevisi kegiatan elektoralnya. “Hasil survei kan bisa dibuktikan proses dan metodologinya, mereka (lembaga survei juga) punya asosiasi yang memastikan profesionalitas dan integritas anggota-anggotanya,” ucap Bobby.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku tidak terlalu percaya dengan hasil survei. Menurutnya, lembaga-lembaga survei yang banyak merilis hasil elektabilitas pasangan capres dan cawapres dapat diintervensi, bahkan dibeli.

“Itu survei dipakai sebagai bandwagon effect, survei sebagai alat pemenangan. Kalau mau survei diintervensi dulu,” kata Hasto usai menghadiri Rapat Konsolidasi PDIP, Denpasar, Bali, Rabu (22/11/2023).

Ia pun menyinggung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat capres-cawapres. Dia bilang jika putusan lembaga tinggi saja bisa diintervensi, apalagi hasil survei. Hasto menegaskan, tentu jauh lebih mudah untuk mengintervensi lembaga survei. “Caranya mudah, di lokasi mana sampel akan diambil, lalu dibagi sembako dan beras,” tutur dia.

Tak hanya menyebut lembaga survei bisa dibeli, Hasto juga menyinggung nama pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Seakan ia secara tidak langsung menuduh bahwa pasangan ini sudah membayar sejumlah lembaga survei. “Itu sudah ada beras bergambar Pak Prabowo dan Mas Gibran,” jelasnya. {sumber}