Bupati Tuban Aditya Halindra Bantah Pemkab Terima ‘Jatah’ MBG, Hanya Siapkan Lahan SPPG

Berita GolkarBupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky menegaskan bahwa Pemkab Tuban tidak menerima jatah apa pun dalam program makan bergizi gratis. Ia menepis isu yang beredar, dan menyebut bahwa peran pemerintah daerah hanya sebatas menyiapkan lahan untuk pembangunan dapur dari program prioritas Presiden Prabowo tersebut.

“Kita hari ini diminta, salah satunya untuk mempersiapkan lahan yang akan ditempati MBG. Nggak ada namanya jatah-jatahan,” tegas Bupati Tuban, Senin (20/10/2025), dikutip dari Liputan6.

Menurutnya, hingga saat ini Pemkab Tuban telah menyiapkan dua lokasi untuk mendukung pelaksanaan program nasional tersebut. Dua lahan itu berada di wilayah Kecamatan Palang dan Compreng, Kecamatan Widang.

“Sementara ini masih dua tanah yang disiapkan pemerintah, berada di Palang dan Compreng Widang,” tegas Bupati Tuban dua periode itu.

Selain mempersiapkan lahan baru, Bupati Halindra juga menyoroti adanya evaluasi terhadap salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Tambakboyo. Dimana, dapur tersebut diberi sanksi berupa penutupan sementara sebagai bagian dari evaluasi dan bentuk komitmen pemerintah dan Satgas untuk memastikan kualitas pelayanan program MBG bisa berjalan sesuai standar.

“SPPG Tambakboyo sudah diberi sanksi sementara sampai proses evaluasi selesai. Saat ini masih ditutup,” jelas Bupati Tuban.

Ketua DPD Partai Golkar tiga periode itu juga menilai, jika dalam pelaksanaan program tersebut ditemukan satu atau dua kekeliruan maupun kekurangan, hal itu masih bisa diperbaiki. Sebab, niat baik Presiden Prabowo Subianto dalam memberikan gizi bagi masyarakat bukan hal yang mudah dan butuh kerjasama dari semua pihak.

“Kalau dicari celahnya satu per satu, nggak akan ada habisnya. Tapi sebagai masyarakat yang bersyukur, kita harus melihat sisi positifnya,” tambahnya.

Puji Program Prabowo

Bupati Halindra mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang berani memulai program besar di bidang gizi masyarakat. Ia menyebut, terlepas dari berbagai kritik, program MBG memiliki niat baik dan dampak jangka panjang yang signifikan bagi generasi penerus bangsa.

“Kalau semua dilihat dari sisi negatif, lubang tikus pun bisa ditemukan. Tapi bagaimana seorang pemimpin berani mengawali hal baik, itu patut diapresiasi dan itu sangat mahal,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan, pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten memiliki semangat dan komitmen yang sama dalam menjalankan program ini.

“Artinya, Bapak Presiden, pemerintah provinsi, dan kabupaten berkomitmen memberikan gizi terbaik untuk anak-anak, penerus bangsa Indonesia,” pungkasnya. {}