Berita Golkar – Suasana Desa Mandiangin Pasar di Kecamatan Mandiangin terasa berbeda pada Senin (16/12/2024). Rumah sederhana orang tua Drs. H. Cek Endra, mantan Bupati Sarolangun yang kini menjabat anggota DPR RI komisi XII dari Fraksi Partai Golkar, menjadi pusat pertemuan reses perdananya di Kabupaten Sarolangun. Di tengah suasana silaturahmi dan kekeluargaan, politisi Partai Golkar ini menyerap aspirasi dari masyarakat Mandiangin dan Mandiangin Timur.
Dalam forum reses yang berlangsung penuh antusiasme, berbagai isu disampaikan masyarakat, mulai dari CSR perusahaan, persoalan listrik, hingga tambang ilegal. Cek Endra, yang kini bertugas di Komisi XII DPR RI, berbagi cerita tentang tanggung jawab barunya.
Ia menjelaskan bahwa komisinya bermitra dengan kementerian strategis seperti ESDM, Lingkungan Hidup, dan SKK Migas, yang relevan dengan persoalan masyarakat di Sarolangun.
“Kita di atas tambang batu bara, tapi listrik sering mati. Ini ironi yang sedang kita perjuangkan, termasuk energi alternatif dan keberlanjutan masa depan bangsa,” ujar Cek Endra, dikutip dari Jambi Link.
Sebagai politisi senior dan Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi, ia juga menyoroti potensi kelapa sawit untuk biodiesel, dampak eksplorasi batu bara, dan kelangkaan gas rumah tangga. “Harga TBS akan naik lagi dengan biodiesel dari minyak sawit. Tapi, dampak eksplorasi besar-besaran batubara belum pernah diurus serius,” katanya.
Tak hanya membahas kebutuhan daerah, Cek Endra juga menyatakan dukungannya terhadap gagasan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, yang sejalan dengan usulan Presiden Prabowo terkait sistem Pilkada, yakni pemilihan kepala daerah melalui DPRD pada tahun 2029. Ia menilai bahwa demokrasi Pilkada saat ini membutuhkan reformasi untuk lebih efektif dan efisien.
“Demokrasi kita sudah rusak. Periode berikutnya, kita mendukung kepala daerah dipilih oleh DPRD, kembali kepada sistem semula. Partai Golkar adalah yang pertama mendukung gagasan ini,” tegasnya.
Dukungan ini, menurut Cek Endra, bukan hanya soal strategi politik, tetapi langkah konkret untuk mengurangi politik uang dan konflik horizontal yang sering terjadi dalam Pilkada langsung.
Dalam sesi dialog yang dipandu Pahrul Rozi, Sekretaris DPD I Partai Golkar, tokoh-tokoh masyarakat menyampaikan berbagai aspirasi. Camat Mandiangin, Haris Faiddillah, menyoroti minimnya kontribusi sosial perusahaan terhadap masyarakat, termasuk pencemaran sungai yang membutuhkan normalisasi dan penanaman bibit ikan.
Sahid, Kades Pemusiran, mengeluhkan ketidakpedulian perusahaan terhadap pekerja lokal dan CSR yang minim. Ia juga meminta perhatian lebih untuk tapal batas desa serta infrastruktur bagi desanya yang berpenduduk 7.000 jiwa.
Kades dari Mandiangin Timur mengungkapkan bahwa mayoritas warganya terlibat dalam aktivitas ilegal drilling dan berharap agar pemerintah melegalkan tambang rakyat. Sementara itu, usulan pembangunan jalan tembus dari Sarolangun ke Batang Hari menjadi sorotan penting untuk memperpendek jarak tempuh ke Kota Jambi.
Kiyai Rois Amin, pengasuh pondok pesantren, menyarankan digelarnya haul Soeharto di wilayah transmigrasi Mandiangin Timur, sebagai penghormatan pada program mantan presiden tersebut. Aspirasi lainnya datang dari aparat Desa Suka Maju yang mengusulkan program konversi lahan karet menjadi sawit serta perhatian terhadap pemukiman tidak layak huni (RTLH).
Ida Ziana, Kades Bukit Peranginan, menambahkan kebutuhan mendesak akan jalan, air bersih, jaringan telekomunikasi, serta perhatian lebih terhadap dampak aktivitas tambang di wilayahnya.
Cek Endra menanggapi setiap aspirasi dengan detail. Ia menegaskan rencananya untuk memperjuangkan izin tambang rakyat (IPR) dan mendirikan BUMD untuk pengelolaan tambang emas serta minyak rakyat.
“Kita harus punya izin. Ada kewenangan Gubernur dan pusat untuk mengurus tambang rakyat. Saya akan urus izin tambang emas dan minyak rakyat ini,” tegasnya.
Ia juga berkomitmen memperjuangkan pelebaran jalan nasional, pembangunan jalan dua jalur di Singkut, dan distribusi listrik langsung ke kementerian terkait. Menurutnya, keberadaan kader Golkar di berbagai komisi DPR RI akan memudahkan perjuangannya di Senayan.
Acara reses ditutup dengan doa bersama dipimpin oleh Ustadz Anam. Momen makan bersama mengukuhkan suasana keakraban antara Cek Endra dan masyarakat, mempertegas komitmen seorang wakil rakyat yang tidak melupakan asal-usulnya. Di bawah atap sederhana rumah keluarganya, Cek Endra membawa harapan masyarakat Sarolangun ke panggung nasional. {}