Berita Golkar – Anggota Komisi IV DPR RI, dari Fraksi Golkar, Dadang Naser meninjau langsung puluhan siswa yang masih menjalani perawatan akibat keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di posko darurat GOR Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, pada Jumat (26/9/2025) malam.
Menurutnya, bahwa program MBG sejatinya memiliki tujuan mulia sebagaimana diinstruksikan Presiden Prabowo Subianto, yakni membantu masyarakat berpenghasilan rendah melalui pemenuhan gizi anak demi menciptakan generasi emas Indonesia. Namun, ia menilai pengelolaan MBG di lapangan jauh dari standar.
“Catat ya, MBG ini makanan bergizi, bukan beracun. Kalau sampai beracun, berarti ada salah olah makan dan salah manajemen. Ini yang harus dievaluasi,” kata Dadang Naser di lokasi, dikutip dari PikiranRakyat.
Dadang menilai, model dapur umum yang dipaksa menyajikan hingga 3.000 porsi per hari justru rawan menimbulkan masalah, apalagi jika distribusinya ke daerah terpencil seperti Cipongkor.
Ia mendorong agar konsep dapur MBG tidak seragam, melainkan melibatkan kantin sekolah, orang tua, komite, hingga UMKM lokal agar makanan tetap segar, higienis, sekaligus mendukung perputaran ekonomi masyarakat.
“Jangan jadikan MBG ini ladang bisnis semata. Prioritaskan gizi anak. Kalau hanya mengejar keuntungan, akhirnya masyarakat yang dirugikan, negara juga rugi karena APBN triliunan sudah terserap,” kata mantan Bupati Bandung itu.
Dadang juga menyinggung lemahnya keterlibatan pemerintah daerah. Pasalnya, tanggung jawab tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada Pemkab atau Pemkot, sebab penunjukan kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dilakukan langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Bukan ditunjuk oleh Bupati atau Wali Kota.
“Jangan salahkan daerah, karena memang mereka tidak dilibatkan sejak awal. Kalau terjadi bencana seperti ini, malah saling menyalahkan. Padahal mafia program bantuan sering bermain di lapangan,” sindirnya.
Selain itu, Dadang menekankan agar pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk pengawasan ketat dapur MBG, perbaikan manajemen distribusi, hingga melibatkan UMKM lokal seperti peternak dan petani dalam penyediaan bahan pangan.
“Program MBG ini sangat bagus, tapi jangan sampai ternodai oleh kelalaian dan kepentingan pribadi. Kita dukung bersama agar benar-benar melahirkan generasi emas Indonesia dengan gizi yang baik,” pungkasnya. {}













