Dadang Naser Tegaskan Ketahanan Pangan Harga Mati, Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Berita Golkar – Ketahanan pangan menjadi isu strategis yang kembali disuarakan Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dadang M. Naser dalam agenda reses masa persidangan IV Tahun 2024–2025 yang digelar di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat II, Sabtu (2/8/2025).

Kegiatan reses yang berlangsung di dua titik, yakni Kecamatan Batujajar dan kawasan Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), turut dihadiri oleh anggota DPRD KBB Fraksi Golkar, Syifa Purnama Dewi.

Mengangkat tema “Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional melalui Sinergi Kebijakan, Inovasi, Pemberdayaan, dan Penguatan Mental Masyarakat Pertanian”, Dadang menekankan, urgensi membangun sistem pertanian terpadu dari hulu ke hilir, termasuk sektor perikanan dan peternakan.

“Kita harus membangun sistem pertanian dari hulu ke hilir, termasuk ketersediaan air, perikanan, dan peternakan,” kata Dadang dalam dialog bersama kelompok tani dan penyuluh pertanian, dikutip dari RMOLJabar.

Mantan Bupati Bandung dua periode itu menegaskan, pembangunan sektor pertanian tidak dapat dilakukan secara parsial. Menurutnya, sinergi antarlembaga dan prinsip Sabilulungan atau gotong royong merupakan kunci utama.

Dadang juga menyoroti pentingnya legalitas kelompok tani melalui Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) guna menjamin distribusi bantuan yang tepat sasaran.

“Saya mohon para penyuluh pertanian memastikan kelompok tani memiliki SIMLUHTAN. Jangan sampai yang bukan petani malah terdaftar dan mendapat bantuan,” tegasnya.

Lebih jauh, ia mengutip pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal kemandirian pangan. Ia menyayangkan fakta bahwa Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris dan maritim justru masih bergantung pada impor pangan dari luar negeri.

“Jangan sampai kita negara lautan, tapi ikan dari Cina. Garam dari Inggris. Beras dari Thailand. Ini memalukan. Kita harus mandiri dalam protein hewani dan nabati,” ucapnya.

Politisi senior Partai Golkar ini juga menilai wilayah Bandung dan Bandung Barat menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai sentra pertanian dan agroforest. Kawasan Nusantara 8 disebutnya ideal sebagai basis peternakan dan hutan berbasis pangan (agropers).

“Kita harus kembangkan agropers, hutan berbasis pangan. Kita bisa melawan ketergantungan terhadap tepung terigu,” terangnya.

Dadang mendorong penguatan kolaborasi pentahelix, yakni kerja sama antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media—untuk mewujudkan kedaulatan pangan sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.

“Pangan ini menyangkut kedaulatan. Kalau kita masih impor beras, daging, buah, dan susu, artinya kita belum merdeka. Kolaborasi pentahelix harus diwujudkan dalam semangat Sabilulungan agar ekonomi nasional kuat dan siap menghadapi dinamika global,” pungkasnya. {}