Berita Golkar – Taufan Pawe diprediksi takkan terpilih kembali sebagai Ketua Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulsel bulan April 2025 mendatang. Taufan Pawe telah memimpin Partai Golkar Sulsel selama hampir lima tahun.
Mantan Wali Kota Parepare dua periode itu, berhasil meningkatkan perolehan kursi Golkar di DPRD Sulsel dari 13 menjadi 14 pada Pemilu 2024. Namun, capaian ini dianggap belum cukup oleh sejumlah kader.
Di bawah kepemimpinan Taufan, Partai Golkar untuk pertama kalinya dalam sejarah gagal mendudukkan kadernya sebagai Ketua DPRD Sulsel. Kursi tersebut diambil alih oleh Partai NasDem yang berhasil memperoleh 17 kursi di DPRD Sulsel.
Selain itu, Partai Golkar juga kehilangan sejumlah kursi kepala daerah yang selama ini menjadi basis kuatnya. Seperti di Luwu Timur, Luwu Utara, Parepare, Bone dan Toraja Utara.
Bahkan, di Pilgub Sulsel 2024, pertama kalinya Partai Golkar hanya menjadi penonton karena tak mengusung kader, baik sebagai calon gubernur maupun wakil gubernur. Padahal selama ini Partai Golkar selalu mengusung kader di Pilgub Sulsel.
Seiring isu evaluasi kepemimpinan Taufan Pawe, nama-nama bermunculan dalam bursa calon Ketua Partai Golkar Sulsel.
Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel, Armin Mustamin Toputiri, menegaskan bahwa semua kader memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Partai Golkar Sulsel.
Namun, proses seleksi akan mengikuti aturan dan kriteria partai yang telah ditetapkan, termasuk prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT), usia, serta status keanggotaan.
“Siapapun kader yang mencalonkan itu bisa. Kita tidak menjurus kepada siapapun, semua kader berhak mendaftar. Tapi tetap ada syarat yang harus dipenuhi, sesuai AD/ART partai,” ujar Armin kepada Tribun-Timur, Kamis (26/12/2024).
Anggota DPRD Sulsel dua periode itu juga mengungkapkan bahwa forum Musda dapat menjadi tempat evaluasi atau perubahan syarat yang lebih spesifik. Misalnya, melihat tingkat kesetiaan kader terhadap Partai Golkar. “Semua akan disaring sesuai tata cara dan aturan partai,” tambahnya.
Pada akhirnya, keputusan berada di tangan pemilik hak suara, yakni DPD II Partai Golkar di 24 kabupaten/kota. Menurut Armin, musda kali ini tidak hanya menjadi ajang perebutan kursi ketua.
Tetapi juga momentum penting untuk menyatukan kekuatan Golkar Sulsel setelah berbagai dinamika yang terjadi di Pemilu 2024. “Siapapun yang terpilih nanti, diharapkan bisa membawa Golkar kembali meraih kejayaannya di Sulsel, baik di Pilkada maupun Pileg mendatang,” tutup Armin.
Berikut 10 kader pohon beringin masuk dalam bursa calon Ketua Partai Golkar Sulsel:
Munafri Arifuddin (Appi)
Sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Makassar, Munafri Arifuddin mencatat sejarah baru di Pilwalkot Makassar 2024. Mantan CEO PSM Makassar itu sukses mengakhiri puasa kemenangan Partai Golkar selama 16 tahun.
Terakhir kali Partai Golkar menang Pilwalkot Makassar pada 2008 di bawah kepemimpinan Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Keberhasilan Appi ini dianggap sebagai angin segar bagi kebangkitan Partai Golkar di Kota Daeng.
Syamsuddin A. Hamid
Mantan Ketua Partai Golkar Pangkep ini adalah tokoh yang dihormati di wilayahnya. Ia menjabat Bupati Pangkep selama dua periode, dari 2010-2015 dan 2016-2021.
Loyalitas dan dedikasinya terhadap partai beringin membuat Syamsuddin tetap menjadi salah satu figur penting di Golkar Sulsel.
Adnan Purichta Ichsan
Bupati Gowa dua periode ini memiliki pengalaman politik yang matang. Kariernya dimulai di DPRD Sulsel pada 2009, dan ia terpilih kembali pada Pemilu 2014 melalui Partai Golkar. Adnan berhasil membuktikan kapasitasnya dengan dua kali memenangkan Pilkada Gowa.
Ilham Arief Sirajuddin (IAS)
IAS, yang akrab disapa Aco, adalah tokoh terkemuka di Makassar. Ia menjabat Wali Kota Makassar dua periode (2004-2009, 2009-2014) dan dijuluki “Bapak Pembangunan Makassar.”
Kendati demikian, IAS pernah berpindah ke Partai Demokrat dan menjadi Ketua DPD Demokrat Sulsel. Namun, IAS memutuskan kembali ke Partai Golkar.
Andi Ina Kartika Sari
Sebagai Bendahara DPD I Partai Golkar Sulsel, Andi Ina adalah simbol regenerasi perempuan di Partai Golkar. Ia juga mencatatkan sejarah sebagai Ketua DPRD Sulsel perempuan pertama. Tepatnya di periode 2019-2024, Andi Ina menduduki Kursi Ketua DPRD Sulsel.
Dalam Pilkada 2024, Andi Ina berhasil menang di Barru. Hal ini menegaskan pengaruhnya di kancah politik lokal.
Andi Kaswadi Razak
Bupati Soppeng dua periode ini dikenal sebagai tokoh paling berpengaruh di wilayahnya. Di bawah kepemimpinannya, Partai Golkar sukses mempertahankan kursi Ketua DPRD Soppeng di Pileg 2024 dan menjaga dominasi di Pilkada Soppeng.
Andi Fahsar M Padjalangi
Sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Bone, Andi Fahsar memiliki rekam jejak sebagai Bupati Bone selama dua periode. Konsistensinya dalam membangun jaringan politik di Bone menjadikannya figur kuat dalam bursa calon Ketua Partai Golkar Sulsel.
Iksan Iskandar
Ketua Partai Golkar Jeneponto ini juga merupakan mantan Bupati Jeneponto dua periode. Pengaruhnya di Partai Golkar tetap kuat, terutama di wilayah selatan Sulsel.
Muhammad Basli Ali
Bupati Kepulauan Selayar dua periode ini dikenal dengan prestasinya dalam memenangkan Pileg dan Pilkada di wilayahnya. Ia berhasil mengantarkan adiknya, Natsir Ali, menjadi Bupati Selayar, menunjukkan pengaruh kuatnya di Partai Golkar Selayar.
Kadir Halid
Adik dari tokoh senior Partai Golkar, Nurdin Halid, Kadir Halid saat ini menjabat sebagai Ketua Harian Partai Golkar Sulsel. Ia juga merupakan anggota DPRD Sulsel periode 2024-2029, menggantikan Munafri Arifuddin yang maju di Pilwalkot Makassar 2024. {}