DPP  

Dari Sekber Hingga Menjelma Jadi Partai, Ini Perjalanan Sejarah Golkar di Indonesia

Berita Golkar – Partai Golongan Karya (Golkar) adalah salah satu partai politik tertua di Indonesia yang masih eksis hingga saat ini.

Namun, tahukah Anda bagaimana awal mula partai ini terbentuk? Berikut ini kami rangkum sejarah singkat berdirinya partai Golkar dari masa ke masa.

Sekber Golkar (1964-1971)

Sekber Golkar atau Sekretariat Bersama Golongan Karya adalah cikal bakal dari partai Golkar.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1964 oleh Soeharto dan Suhardiman sebagai respons terhadap Peraturan Presiden No. 193 Tahun 1964 yang menginstruksikan seluruh organisasi di dalam Front Nasional bergabung dengan partai politik atau membentuk organisasi sendiri.

Sekber Golkar merupakan wadah bagi golongan-golongan fungsional yang tidak berada di bawah pengaruh politik tertentu, seperti pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan.

Sekber Golkar juga digunakan oleh golongan militer, khususnya Angkatan Darat, untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang semakin merajalela pada masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno.

Golongan Karya (1971-1998)

Pada tahun 1971, Sekber Golkar berubah nama menjadi Golongan Karya (Golkar) dan ikut serta dalam pemilihan umum pertama di era Orde Baru.

Golkar berhasil memenangkan pemilu dengan perolehan suara 62,8% dan mendapatkan 236 dari 360 kursi anggota DPR. Golkar juga mendapat dukungan penuh dari Presiden Soeharto yang memimpin Indonesia selama 32 tahun.

Golongan Karya menjadi partai dominan di Indonesia selama Orde Baru. Golkar memenangkan setiap pemilu dengan perolehan suara lebih dari 60% hingga tahun 1997.

Golkar juga menjadi wadah bagi para birokrat, pengusaha, dan tokoh-tokoh nasional untuk berkarier di dunia politik.

Beberapa tokoh terkenal yang berasal dari Golkar antara lain BJ Habibie, Akbar Tanjung, Ginandjar Kartasasmita, dan Jusuf Kalla.

Partai Golkar (1998-sekarang)

Pada akhir tahun 1998, setelah jatuhnya rezim Soeharto akibat gerakan reformasi, Golongan Karya mendeklarasikan diri sebagai partai politik yang mengusung semangat reformasi yang berintikan keadilan, demokrasi, dan transparansi.

Nama partai pun diubah menjadi Partai Golongan Karya (Partai Golkar) pada tanggal 20 Oktober 1998.

Partai Golkar tetap menjadi salah satu partai besar di Indonesia meskipun mengalami pasang surut dalam perolehan suara.

Partai Golkar pernah menjadi partai pemenang pada pemilu tahun 2004 dengan suara 21,6%, namun turun menjadi partai kedua pada pemilu tahun 2009 dengan suara 14,5%.

Pada pemilu tahun 2014, Partai Golkar kembali menjadi partai kedua dengan suara 14,8%, namun kembali turun menjadi partai ketiga pada pemilu tahun 2019 dengan suara 12,3%.

Partai Golkar juga pernah mengalami konflik internal yang memecah partai menjadi dua kubu pada tahun 2015.

Kubu pertama dipimpin oleh Aburizal Bakrie yang menjabat sebagai ketua umum sejak tahun 2009, dan kubu kedua dipimpin oleh Agung Laksono yang mengklaim sebagai ketua umum hasil Munaslub Bali pada tahun 2015.

Konflik ini baru selesai setelah Mahkamah Agung memutuskan bahwa kubu Agung Laksono tidak sah dan kubu Aburizal Bakrie tetap sebagai ketua umum yang sah.

Pada tahun 2016, Partai Golkar menggelar Munas di Bali yang memilih Setya Novanto sebagai ketua umum baru menggantikan Aburizal Bakrie.

Namun, Setya Novanto harus mundur dari jabatannya pada tahun 2017 setelah tersandung kasus korupsi e-KTP. Jabatan ketua umum kemudian diisi oleh Airlangga Hartarto yang terpilih secara aklamasi pada Munaslub di Jakarta pada tahun 2017.

Saat ini, Partai Golkar masih menjadi salah satu partai politik yang berpengaruh di Indonesia. Partai Golkar memiliki 85 kursi di DPR dan menjadi partai pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Partai Golkar juga memiliki beberapa kader yang menjabat sebagai menteri, gubernur, bupati, dan walikota di berbagai daerah.

Demikianlah sejarah singkat berdirinya partai Golkar dari masa ke masa. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang partai politik di Indonesia. {sumber}