Berita Golkar – Anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska mengapresiasi penurunan angka stunting yang signifikan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Menurutnya, turunnya angka stunting yang signifikan di Kepri merupakan hasil dari model penanganan yang terintegrasi yang dilakukan Pemda Kepri.
Dalam menurunkan angka stunting, Kepri diketahui melibatkan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) yang ada di Kepri untuk dapat ikut berkontribusi, seperti dengan melibatkan pengusaha-pengusaha menjadi orang tua angkat bagi anak-anak stunting. Langkah ini, dinilai sangat membantu penurunan angka stunting di Kepri.
“Jadi pengusaha-pengusaha itu ikut berkontribusi melakukan intervensi sensitifnya. Umpamanya banyak dari pengusaha-pengusaha yang jadi orang tua angkatnya (bagi) anak-anak stunting, dan itu sangat menolong,” jelas Darul Siska kepada Parlementaria, di sela-sela Kunjungan Kerja Tim Komisi IX ke Batam, Kepulauan Riau, Rabu (28/2/2024).
Selain melibatkan pengusaha untuk mengintervensi langsung, Pemda Kepri juga mengambil inisiatif seperti dengan melibatkan pengusaha untuk membantu operasional Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) di Kepri. Langkah yang dilakukan Pemda Kepri, menurutnya bisa menjadi percontohan bagi daerah lain.
“Ini juga barangkali bisa menjadi contoh. Buat daerah lain, agar pemerintah daerah itu sama-sama ikut bertanggung jawab mengatasi masalah stunting. Karena ini penanganan stunting di daerah itu menjadi salah satu parameter juga sekarang untuk menilai keberhasilan pemerintah daerah,” lanjut Politisi Fraksi Golkar tersebut.
Selain penanganan stunting, Darul Siska juga menyoroti masih belum meratanya penyebaran tenaga kesehatan di Kepri. Ketimpangan itu disebabkan masih banyaknya dokter yang ada di Kota Batam, sementara daerah lain di Kepri jumlah dokter masih sangat minim.
“Di Kota Batam sangat berlebih (jumlahnya), baik dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis. Sementara daerah-daerah yang kepulauan itu sangat minim. Ini kita berharap pemerintah daerah provinsi membuat kebijakan, sehingga ada pemerataan tenaga kesehatan, terutama dokter-dokter spesialis yang semestinya ada di semua rumah sakit-rumah sakit di kabupaten/kota,” harapnya.
Diketahui, dari total 11.592 tenaga medis di Kepri, sebanyak 4.641 tenaga medis berada di Kota Batam, sedangkan sisanya tersebar di 6 kabupaten/kota lainnya di Kepri. Sementara itu, dengan angka prevalensi stunting sebesar 15,4 persen pada tahun 2022, Kepri menduduki peringkat ke-4 terendah nasional setelah Lampung, DKI Jakarta, dan Bali. {sumber}