Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi I DPR Fraksi Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno atau Dave Laksono meminta TNI untuk melakukan investigasi mendalam terkait kejadian di Garut.
Ledakan amunisi di wilayah latihan militer yang menyebabkan belasan orang meninggal dunia ini terjadi di Desa Sagara, Cibalong, Garut, Jawa Barat, sekira pukul 09.30 WIB.
“Kejadian ini menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang. Saya meminta untuk TNI melakukan investigasi yang mendalam guna memastikan apakah standar operasional telah dijalankan dengan benar,” kata Dave saat dihubungi merdeka.com, Senin (12/5).
“Dan mendorong revisi kebijakan pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” sambungnya.
Selain itu, dia juga ingin adanya peningkatan pengawasan, audit prosedur keamanan serta sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi pemusnahan.
“Rekomendasi kepada pemerintah dan TNI yang diberikan mencakup peningkatan pengawasan, audit prosedur keamanan, sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi pemusnahan, serta pemberian santunan bagi keluarga korban,” ujarnya.
Dia juga ingin agar pemerintah juga mengambil langkah untuk bisa memastikan keamanan masyarakat. “Diharapkan pemerintah dan TNI segera mengambil langkah konkret guna memastikan keamanan masyarakat ke depannya,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengungkapkan kronologi ledakan saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Garut yang menyebabkan 13 orang meninggal dunia. Dari jumlah korban tersebut, sembilan orang warga sipil sisanya prajurit TNI.
Wahyu menjelaskan, pada hari ini, Senin (12/5) pukul 09.30 WIB, dilaksanakan pemusnahan amunisi afkir tidak layak pakai inventaris TNI Angkatan Darat di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
“Pemusnahan tersebut dilaksanakan oleh jajaran gudang pusat amunisi 3, pusat peralatan TNI Angkatan Darat,” jelas Wahyu lewat sebuah video.
Proses peledakan amunisi afkir tidak layak pakai ini berjalan sesuai prosedur. Berawal dari dilaksanakan pengecekan terhadap personel maupun lokasi peledakan. Semuanya dinyatakan dalam keadaan aman.
Selanjutnya tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan. Setelahnya, seluruh tim masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan.
“Setelah dinyatakan aman kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi afkir tersebut untuk dihancurkan,” sambungnya. {}