Berita Golkar – Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjend TNI Mar Endi Supardi menyampaikan hasil investigasi melalui digital forensik perwira TNI AL Lettu Eko meninggal karena bunuh diri dan ada masalah utang pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol). Wakil rakyat di komisi pertahanan DPR minta Polisi Militer TNI Angkatan Laut (POMAL) turun tangan menyelidiki kematian dokter militer itu.
Anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Dave Laksono menyarankan agar POMAL mendalami kematian Lettu Eko. Menurutnya, meninggalnya Eko menjadi seperti gejala yang tampak jamak akhir-akhir ini.
“Mungkin ada baiknya POM AL mendalami hal tersebut. Ini sudah menjadi pandemi baru, dan nyata sebuah krisis nyata,” kata Dave saat dihubungi, Senin (20/5/2024).
Dave mengatakan mungkin saja benar Lettu Eko bunuh diri karena terlilit utang untuk pinjol. Dia menyarankan POMAL bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri prajurit lainnya yang terlilit utang dan judi online untuk mencegah peristiwa serupa terulang.
“Sangat mungkin (bunuh diri karena terlilit utang dan pinjol). Makanya POM TNI sebaiknya kerja sama dengan OJK atau PPATK, serta kominfo dan pihak lainnya, untuk menelusuri hal ini,” ujarnya.
Sebelumnya, pihak keluarga merasa ada kejanggalan terkait laporan bahwa perwira TNI AL asal Sumatera Utara (Sumut) Lettu Laut (K) dr Eko Damara (31) bunuh diri. Dankormar Mayjend TNI Mar Endi Supardi menegaskan, dari hasil investigasi melalui digital forensik, Lettu Eko bunuh diri.
“Sebelumnya (almarhum) banyak googling masalah judi online, download aplikasi judi online. Jadi nyambung kenapa yang bersangkutan bunuh diri,” kata Mayjend TNI Mar Endi Supardi di Markas Korps Marinir, Jakarta Pusat (20/5).
Adapun utang milik Lettu Eko terhitung mencapai Rp 819 juta. Dia berutang kepada sesama teman anggota, bank, hingga warung koperasi yang ada di daerah operasi. “Utang-utangnya di daerah operasi ada Rp 177 juta. Kemudian ada Rp 641 juta, total seluruh utang Rp 819 juta,” jelasnya.
Endi Supardi tidak bisa memastikan untuk apa utang-utang Lettu Eko. Endi yakin Lettu Eko tak bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya. Di sisi lain, Lettu Eko tertutup terkait uang yang dipinjamnya dari rekan-rekannya. Rekannya merasa percaya kepada teman seperjuangan di daerah operasi.
Pihak keluarga merasa janggal terkait kematian Lettu Eko. Mereka mengaku menemukan luka lebam hingga bekas sundutan.
“Itu kita dibuka untuk dikafani ulang, ternyata terdapat kejanggalan kejanggalan menurut kasat mata kami itu janggal, yaitu ditemukan lebam-lebam di badan yang tidak merata. Setelah itu, kita periksa ada juga keanehan seperti bekas sundutan rokok di punggung kiri,” kata paman korban Abdul Sattar, dilansir dari detikSumut, Senin (20/5). {sumber}