Dewan Pakar Pengajian Al-Hidayah Duka Cita Mendalam Atas Musibah Banjir dan Longsor Sumatera

Berita GolkarPengajian Al-Hidayah menyelenggarakan Doa dan Munajat Bersama sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas kemanusiaan untuk mendoakan para korban bencana alam yang terjadi di Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ibu Sri Suparni Bahlil selaku Penasihat Pengajian Al-Hidayah. Kegiatan juga menghadirkan Ustadz Abdul Latief sebagai narasumber yang memberikan tausiyah dan penguatan rohani.

Sekarwati selaku Dewan Pakar Pengajian Al-Hidayah, menyampaikan duka cita yang mendalam atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di berbagai wilayah terdampak. Menurutnya, bencana alam merupakan ujian kemanusiaan yang menuntut empati, kehadiran moral, dan solidaritas nyata dari seluruh elemen bangsa.

“Melalui Doa dan Munajat Bersama ini, kami mengetuk pintu langit agar Allah SWT memberikan perlindungan, kekuatan, dan ketabahan bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Doa harus berjalan seiring dengan kepedulian sosial dan aksi nyata untuk membantu para penyintas,” ujar Sekarwati.

Ia menegaskan bahwa organisasi keagamaan memiliki peran strategis dalam memperkuat ketahanan spiritual dan sosial masyarakat, khususnya di tengah situasi darurat dan krisis kemanusiaan.

Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah, Hetifah Sjaifudian menegaskan bahwa kegiatan doa dan munajat bersama ini merupakan wujud tanggung jawab moral dan spiritual organisasi dalam merespons bencana alam yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Tak cukup hanya bantuan material, berupa makanan, obat-0batan dan pakaian yang dikirimkan kepada korban bencana, pengajian Al-Hidayah melaksanakan kegiatan doa dan munajab bersama seluruh kader dan simpatisan Pengajian Al- Hidayah serentak seluruh Indonesia untuk korban bencana.

“Pengajian Al-Hidayah meyakini bahwa doa yang dipanjatkan secara bersama-sama dengan penuh keikhlasan akan menjadi sumber kekuatan batin bagi para korban. Pada saat yang sama, doa ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menumbuhkan kepedulian sosial, memperkuat ukhuwah, dan menghadirkan aksi nyata bagi saudara-saudara kita yang terdampak bencana,” ujar Hetifah.

Hetifah juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran Ibu Sri Suparni Bahlil serta tausiyah dan munajat yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Latief, yang telah memberikan penguatan nilai keimanan, kesabaran, dan keikhlasan kepada seluruh jamaah.

Dalam kesempatan yang sama, Sri Suparni Bahlil menegaskan bahwa doa dan usaha nyata merupakan bagian tak terpisahkan dalam penanggulangan bencana.

“Doa adalah kekuatan batin, sementara usaha nyata adalah wujud tanggung jawab kemanusiaan. Keduanya harus berjalan bersama agar pemulihan korban bencana dapat berlangsung secara menyeluruh,” ujarnya.

Pengajian Al-Hidayah berkomitmen untuk terus mendorong solidaritas umat, mempererat ukhuwah, dan mengajak masyarakat luas untuk bersama-sama menghadirkan doa, empati, dan kepedulian sosial sebagai bagian dari ikhtiar kolektif membantu para korban dan penyintas bencana.