Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Dewi Asmara menyoroti pentingnya literasi digital yang terintegrasi dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya untuk menjangkau generasi muda yang hidup dalam era digital. Menurutnya, literasi ideologis saat ini masih bersifat konseptual dan belum menyentuh penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
“Generasi muda kita banyak sekali beraktivitas digital, tapi kita mesti akui, bangsa kita ini sangat kurang dari sisi literasi,” ujar Dewi Asmara dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XIII dengan Kepala BPIP di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2025), dikutip dari laman DPR RI.
Ia menilai bahwa nilai-nilai Pancasila selama ini lebih banyak dipahami secara idealistis, belum dikaitkan dengan praktik kepemimpinan dan kebijakan nyata yang diambil oleh para pemimpin bangsa. Karena itu, ia mendorong agar pengalaman para pemimpin yang telah menerapkan Pancasila dapat dituangkan dalam bentuk literasi yang aplikatif.
“Bukan sekadar idealisme berbasiskan ideologi, tapi bagaimana para pemimpin kita sudah memimpin dengan melaksanakan ideologi itu sendiri,” tegas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa generasi muda saat ini sangat miskin literasi dan miskin ruang publik untuk berdiskusi. Oleh karena itu, ia mendorong adanya ruang dialog kritis yang menghubungkan BPIP, generasi muda, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Perlu ada ruang diskusi yang cukup kritis antara generasi muda dengan BPIP. Kami juga sering melakukannya dalam pelaksanaan sosialisasi empat pilar di MPR,” tambahnya.
Ia pun menyoroti minimnya literasi yang membahas isu-isu kekinian seperti perang tarif, dinamika politik global, dan hubungan antar-lembaga. Ia menilai bahwa literasi semacam ini penting agar generasi muda memahami relevansi Pancasila dengan fenomena dunia nyata.
“Tidak pernah ada yang menganalisis bagaimana penerapan arti dan makna sila-sila Pancasila dalam konteks kekinian. Padahal itu yang perlu dijadikan bahan literasi,” ujarnya. {}