Berita Golkar – Ketua MPR RI dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menegaskan bahwa peran perempuan sangat vital dalam Pemilu 2024.
Dari total 204,81 juta pemilih yang ditetapkan oleh KPU, lebih dari 50 persen, atau sekitar 102,58 juta, adalah perempuan. Hal ini menandakan bahwa arah suara perempuan memiliki dampak signifikan terhadap masa depan bangsa.
Bambang Soesatyo juga menyoroti prestasi politik perempuan Indonesia yang dinilai cukup maju, bahkan jika dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Ia menunjukkan bahwa usulan Amandemen Kesetaraan Hak (Equal Rights Amendment) di AS mengalami stagnasi puluhan tahun, sedangkan Indonesia sudah memiliki Presiden dan Ketua DPR perempuan.
Dalam konteks kabinet pemerintahan pasca reformasi, Bambang Soesatyo mencatat peningkatan jumlah menteri perempuan yang menjadi yang terbesar di dunia.
Ia menyebutkan bahwa persentase menteri perempuan terus meningkat dari pemerintahan ke pemerintahan, dengan Presiden Joko Widodo memiliki jumlah menteri perempuan terbanyak.
Dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Bambang Soesatyo juga membahas indeks pemberdayaan gender di Indonesia. Ia menyatakan bahwa indeks tersebut mengalami peningkatan, mencapai skor 76,59 pada tahun 2022, yang masuk kategori tinggi.
“Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, kita bersyukur karena Indeks Pemberdayaan Gender Indonesia—sebagai penanda penting dalam menilai kesetaraan gender—terus mengalami peningkatan,” tegasnya.
Meskipun terdapat peningkatan keterlibatan perempuan di parlemen, Bambang Soesatyo menyoroti bahwa angka tersebut belum optimal sesuai kuota 30 persen untuk keterwakilan perempuan di parlemen.
Bambang Soesatyo juga menggambarkan “wajah” perempuan Indonesia saat ini, mengacu pada data statistik dan perspektif isu kesetaraan gender. Ia mencatat persentase penduduk laki-laki dan perempuan berdasarkan Proyeksi Penduduk Interim 2020-2023.
Selain itu, ia merinci hasil Laporan Indeks Kesenjangan Gender Global 2023 yang menempatkan Indonesia pada peringkat 87 dari 146 negara, naik 5 peringkat dari tahun sebelumnya.
Meskipun skor indeks tidak berubah, peningkatan peringkat tersebut menunjukkan kemajuan dalam isu kesetaraan gender di Indonesia.
Kenaikan Indeks Pemberdayaan Gender juga tercermin dalam peningkatan partisipasi perempuan di parlemen dari tahun ke tahun. Awalnya, pada 1999, partisipasi hanya mencapai 9 persen, lalu naik menjadi 11,8 persen pada 2004.
Capaian tersebut terus meningkat, mencapai 18,3 persen pada 2009, meskipun turun sedikit menjadi 17,3 persen pada 2014. Namun, pada 2021, angka ini naik menjadi 21,39 persen.
Meskipun Indonesia berada di peringkat ke-105 dari 188 negara, persentase perempuan di parlemen masih lebih rendah dibandingkan rata-rata global yang mencapai 26,5 persen. {sumber}