Berita Golkar – Dalam kunjungan kerjanya ke Palembang, Sumatera Selatan, anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah menegaskan bahwa persoalan utama pendidikan kita bukan pada persoalan kurangnya jumlah guru, melainkan pada distribusi guru yang tidak merata antara wilayah perkotaan dan pedesaan, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Ketidakpahaman orang terhadap perbandingan, diantaranya perbandingan antara guru dengan siswa yang mungkin juga keengganan si guru dipindahkan ke lokasi tertentu,” ujar Ferdiansyah dikutip redaksi Golkarpedia melalui tayangan video TVR Parlemen.
Politisi Partai Golkar ini menjelaskan bahwa fenomena konsentrasi guru di kota besar disebabkan oleh keengganan sebagian guru untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil. Banyak dari mereka justru berupaya pindah ke sekolah-sekolah favorit melalui jalur non-prosedural. Hal ini memperparah ketimpangan distribusi tenaga pendidik, meskipun pemerintah telah berupaya melakukan penempatan secara merata.
Ferdiansyah juga menyoroti peran kepala sekolah dalam manajemen kebutuhan guru. Menurutnya, banyak kepala sekolah belum memahami rasio ideal antara jumlah guru dan siswa, yang berujung pada klaim kekurangan atau kelebihan guru yang tidak sesuai kondisi riil.
“Dalam konteks itu, kepala sekolah penting kita angkat kembali untuk diadakan pendidikan kepala sekolah, bahasa ringkasnya mungkin seperti Seskonya kepala sekolah. Supaya apa? Agar dia tahu persis kapan dia mengatakan kekurangan guru, kapan dia mengatakan kelebihan guru,” jelasnya.
Berdasarkan data pemerintah tahun 2023, rasio guru dan murid di Indonesia sudah masuk dalam kategori ideal, yakni 1 banding 16. Namun, sebagian besar guru masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Ketimpangan ini, menurut Ferdiansyah, bisa diatasi jika kepala sekolah memiliki kapasitas manajerial yang baik dalam mengelola sumber daya manusia di sekolah.
Dengan mendorong program pendidikan khusus bagi kepala sekolah, Ferdiansyah berharap akan tercipta kepemimpinan pendidikan yang lebih profesional dan responsif terhadap kebutuhan di masing-masing sekolah.