Berita Golkar – Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kota Medan mengusung kembali Wali Kota Medan Bobby Nasution dengan harapan bisa meneruskan pembangunan Kota Medan karena dinilai punya kapabilitas untuk melanjutkan pekerjaan yang belum selesai. Apalagi, dia masuk daftar calon kepala daerah kader partai yang didaulat maju sebagai gubernur dan wali kota pada Pilkada Sumut yang digelar 27 November 2024, bersaing dengan Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah.
Meski sudah mendapat surat penugasan untuk maju dalam Pilkada 2024, Ketua Tim Penjaringan Golkar Medan Zulchairi Pahlawan mengatakan, Bobby harus tetap mendaftar dan mengikuti semua tahapan penjaringan calon wali kota dan calon wakil wali kota Medan periode 2024-2029. Pendaftaran dibuka mulai 15 sampai 23 April di Sekretariat DPD Golkar Medan, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kota Medan.
“Kami beranggapan sampai detik ini, Pak Bobby sukses memimpin dan membangun Kota Medan. Kami tetap mengutamakan kader partai, tapi non-kader dipersilahkan mendaftar, tanpa mahar. Isi formulir, lalu kami verifikasi dan sampaikan ke DPD, mereka nanti mengirimnya ke DPP Golkar untuk mendapat rekomendasi,” kata Zulchairi, Senin, 15 April 2024.
Sebelum sampai ke tahap rekomendasi, menurut Zulchairi, tim penjaringan akan melihat kompetensi, elektabilitas, popularitas dan integritas semua bakal calon. Hasil Pemilu Legislatif kemarin, Golkar meraih 6 kursi di DPRD Medan. Sesuai ketentuan, 20 persen atau 10 dari total 50 kursi, Golkar harus berkoalisi dengan partai lain agar bisa mengusung calonnya.
“Sudah ada beberapa yang berkomunikasi, tapi sesuai Juklak Penjaringan semua harus mendaftar dulu,” kata Zulchairi.
Zulchairi optimistis bakal memenangkan Pilkada tahun ini berbekal cerita sukses pada Pilkada sebelumnya. Diceritakannya, selain mengusung Bobby, mendukung sampai menang Dzulmi Eldin. “Semua yang kami usung, menang kontestasi. Kami yakin, pemilu yang akan datang juga memenangkan pasangan yang diusung,” kata dia.
Disinggung apa kontribusi Bobby Nasution terhadap Partai Golkar, Zulchairi bilang selama ini komunikasi berjalan dengan baik. “Tidak ada masalah, komunikasi Pak Bobby dengan Golkar Medan bagus. Kalau masalah kontribusi, bukan hak kami lagi menjawabnya,” ujarnya.
DPD Partai Partai Golkar Sumut sudah duluan membuka penjaringan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Ketua Tim Penjaringan Riza F Tahir mengatakan, pendaftaran dibuka 9 sampai 23 April. Prosesnya cukup singkat karena sudah ada nama yang dimunculkan DPP sehingga tugas DPD hanya mempermudah pusat mendapatkan calon yang berpotensi, berintegritas dan punya elektabilitas dari internal maupun eksternal partai.
Untuk ketiga indikator tersebut, Musa Rajekshah layak dipertimbangkan karena berhasil membawa Golkar Sumut unggul di Pilpres dan Pileg lalu. Jauh dari Pemilu 2019 yang menempatkan partai beringin ini di peringkat ketiga, di bawah PDIP dan Gerindra. Pada Pemilu 2024, Golkar Sumut meraih 1.377.466 suara atau 22 persen dari total suara sah.
Konversi ke jumlah kursi dari total 12 daerah pemilihan (dapil), Golkar meraup 22 kursi atau tujuh kursi lebih banyak dari 2019. Total ada 238 kader partai asal Sumut yang duduk di DPRD kabupaten, kota dan provinsi. Delapan kader duduk di DPR RI, salah satunya juga Musa Rajekshah.
Di Sumut, dari 33 kabupaten dan kota, Partai Golkar memimpin perolehan suara di 14 daerah. Otomatis, kursi ketua DPRD dikuasa para kader. Kemudian, 16 kader di kabupaten dan kota akan mengisi jabatan wakil Ketua.
Wali Kota Medan Bobby Nasution kepada wartawan di Balai Kota Medan mengatakan soal pencalonan sebagai gubernur Sumut, dirinya sudah menyampaikan ke beberapa partai secara lisan. Beberapa partai sudah memberikan surat tugas sejak Desember 2023.
“Beberapa partai kemarin secara lisan saja. Tapi yang selalu saya sampaikan, partai itu melihat bagaimana kinerja kita hari ini. Saya akan menyelesaikan tugas sebagai wali kota karena mereka melihat kinerja dulu,” kata Bobby, Selasa, 16 April 2024.
Ditanya apakah dirinya akan mengambil formulir dari partai-partai yang sudah membuka pendaftaran, Bobby mengatakan akan mencoba, kecuali PDI Perjuangan yang dinilai sudah mendepaknya. “Kita mencoba dari semua partai kalau bisa. PDIP nanti Insya Allah kita coba…” kata dia.
Soal penugasan dari Partai Golkar yang menuai kontroversi di masyarakat, Bobby mengatakan harus memberi contoh ke masyarakat kalau kontestasi pemilihan bukan ajang memecah belah. “Saya kan diundang, bukan saya datang sendiri, kalau ada salah saya minta maaf. Tapi saya diundang kalau gak datang, saya rasa tidak sopan,” ujarnya. {sumber}