Berita Golkar – Anggota Komisi V DPR RI, Musa Rajekshah, menegaskan pentingnya percepatan pembangunan jalan tol Trans Sumatera, terutama di tengah kebijakan efisiensi anggaran yang tengah diberlakukan pemerintah. Hal ini disampaikannya usai melakukan peninjauan langsung terhadap progres proyek tol yang membentang dari provinsi Lampung hingga Aceh.
Tol Trans Sumatera yang digagas sebagai proyek strategis nasional diyakini menjadi urat nadi pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera. Namun, hingga April 2025, progres konstruksi pada tahap II masih belum merata. Seksi satu Betung–Tungkal Jaya baru mencapai 15% pembangunan fisik, seksi dua hanya 4%, sementara seksi empat sudah menunjukkan kemajuan signifikan dengan progres lebih dari 80%.
Menyoroti kondisi ini, Ijeck menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol, harus tetap menjadi prioritas meski dalam situasi efisiensi anggaran.
“Tahun ini kita tahu efisiensi anggaran, kita berharap melihat pembangunan tol ini bisa dikebut nanti tahun depan. Ini penting mengingat ekonomi Indonesia wilayah barat ditopang oleh pulau Sumatera,” ujarnya dikutip redaksi Golkarpedia dari tayangan video TVR Parlemen.
Ketua DPD I Partai Golkar Sumatera Utara ini juga menekankan urgensi penyelesaian pembangunan ruas tol Betung–Tempino di Jambi, yang menjadi bagian penting dalam fase kedua proyek ini. Menurut Ijeck, ruas ini krusial dalam membentuk konektivitas antardaerah yang dapat meningkatkan aktivitas perekonomian lokal maupun regional.
“Kalau ini jalur menyambung sampai dengan Aceh pasti akan bangkit ekonomi, dan akan bangkit daerah-daerah ini semakin baik lagi untuk pendapatan perkapitanya. Dan juga untuk ekspor-ekspor yang akan lebih mudah menuju Dumai menuju Belawan dan Kuala Tanjung,” beber Ijeck.
Sebagai wakil rakyat dari Sumatera, Musa Rajekshah menyatakan bahwa DPR melalui Komisi V terus berkomitmen mendukung percepatan pembangunan infrastruktur, khususnya di luar Pulau Jawa. Ia berharap pemerintah tetap memprioritaskan proyek-proyek yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Sesuai dengan apa yang ditugaskan, kami akan mendorong pembangunan, mendorong juga sarana prasarana khususnya jalan untuk bisa terbangun untuk semakin mudah, semakin murah masyarakat kita menggunakan atau meningkatkan nilai ekonomisnya,” tegasnya.
Dengan target penyelesaian jalan tol Trans Sumatera pada tahun 2026, Musa mendesak pemerintah untuk tidak menjadikan efisiensi anggaran sebagai alasan untuk memperlambat pembangunan. Sebaliknya, ia mendorong agar alokasi anggaran tetap fokus pada proyek-proyek prioritas yang mendukung mobilitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Tol Trans Sumatera diyakini tidak hanya menjadi penghubung antarwilayah, tetapi juga sebagai pengungkit nilai tambah ekonomi Sumatera, termasuk kemudahan ekspor komoditas unggulan melalui pelabuhan-pelabuhan strategis seperti Dumai, Belawan, dan Kuala Tanjung.