Berita Golkar – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, menegaskan bahwa hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan harus menjadi agenda prioritas nasional. Menurutnya, penguatan sektor pertanian tidak cukup hanya dari sisi produksi, tetapi harus dilanjutkan dengan pengolahan yang memberikan nilai tambah bagi petani dan negara.
“Hilirisasi sektor pertanian adalah langkah krusial dan tidak bisa ditunda lagi jika kita serius ingin mewujudkan swasembada pangan secara berkelanjutan. Selama ini, kita terlalu bergantung pada ekspor bahan mentah dan impor produk pangan olahan. Padahal Indonesia memiliki kekayaan sumber daya pertanian yang luar biasa, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas,” ungkap Firman Soebagyo melalui keterangan tertulis kepada redaksi Golkarpedia.
“Maka, kunci utamanya adalah keberanian dan keseriusan untuk mengembangkan industri pengolahan di dalam negeri, yang mampu menyerap hasil pertanian langsung dari petani, memberikan nilai tambah ekonomi, dan sekaligus memperkuat posisi tawar kita di pasar global,” sambungnya lagi.
Ia menjelaskan bahwa hilirisasi berperan penting dalam empat aspek utama: meningkatkan nilai tambah produk, mengurangi ketergantungan terhadap impor, meningkatkan kualitas produk agar lebih kompetitif, serta menciptakan lapangan kerja baru di sektor pengolahan.
“Kalau produk pertanian kita bisa diolah lebih lanjut menjadi produk bernilai tinggi seperti beras organik, biodiesel dari sawit, hingga olahan buah menjadi jus atau saus, maka pendapatan petani akan meningkat, dan industri lokal pun bergerak,” ungkap politisi senior Partai Golkar ini.
Beberapa bentuk hilirisasi yang dinilai perlu dikembangkan lebih serius antara lain: pengolahan beras menjadi beras organik, beras merah, atau produk pangan olahan lainnya; pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng, margarin, dan biodiesel; serta pengolahan buah dan sayuran menjadi jus, saus, selai, atau produk turunan lainnya.
Firman juga menekankan bahwa hilirisasi akan berdampak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja di pedesaan dan daerah-daerah sentra produksi. “Dengan tumbuhnya industri pengolahan di daerah, kita membuka peluang kerja lebih luas bagi masyarakat desa. Ini akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Menurut Firman yang juga Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini, hilirisasi bukan hanya urusan ekonomi, tetapi juga strategi ketahanan nasional. Ia berharap pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan bisa menyusun kebijakan yang berpihak pada pengembangan industri pengolahan hasil pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, dan berorientasi pada pasar dalam dan luar negeri.
“Dalam situasi global yang semakin tidak menentu, memperkuat sektor pertanian melalui hilirisasi adalah kunci menjaga kedaulatan pangan, menyejahterakan petani, dan menegakkan martabat ekonomi bangsa,” pungkas Firman Soebagyo.