DPP Pengajian Al-Hidayah Gandeng BRIN dan DPR RI Gelar Workshop ‘Kreativitas Dalam Dakwah Digital’

Berita GolkarKetua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyampaikan pesan penting terkait penguatan kapasitas dakwah digital dalam kegiatan Workshop bertema “Kreativitas Dalam Dakwah Digital: Pelatihan Editing Video dan Konten Media Sosial” yang digelar DPP Pengajian Al-Hidayah menggandeng BRIN dan DPR RI di Hotel Mercure Tangerang, BSD City, pada Senin (22/07/2025).

Dalam acara yang diikuti oleh ibu-ibu majelis taklim dan puluhan kader Pengajian Alhidayah dari seluruh kabupaten/kota di Banten, Hetifah menyoroti pentingnya membekali para ustadzah dan pegiat dakwah dengan keterampilan teknologi. Menurutnya, kelompok ini kerap dianggap gagap teknologi, padahal berpotensi besar menyebarkan pesan-pesan keagamaan yang positif.

“Kita jangan meremehkan peran perempuan generasi baby boomers yang dianggap gagap teknologi. Karena banyak dari Al-Hidayah ini ustadzah-ustadzah atau kaum perempuan yang memiliki basis ataupun pengikut di lingkungannya,” ujar Hetifah saat diwawancarai redaksi Golkarpedia.

Ia mencontohkan para ustadzah ini telah memiliki pengaruh signifikan di komunitasnya masing-masing, terutama di lingkungan majelis taklim yang bisa beranggotakan hingga ribuan orang. Potensi tersebut akan semakin meluas dan berdampak jika dikolaborasikan dengan penggunaan media sosial secara aktif dan tepat sasaran.

“Hanya saja mungkin terbatas ya, misalnya di majelis taklimnya, mungkin bisa sampai 1000 orang gitu, tapi kalau dia bisa menggunakan media sosial mungkin apa yang mereka sampaikan tuh bisa berpengaruh lebih luas dan juga bisa lebih abadi kan. Karena terekam dan bisa setiap saat dilihat kembali bukan hanya oleh pengikut yang sekarang,” lanjut Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah ini.

Hetifah yang juga menjabat Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan DPP Partai Golkar menekankan pelatihan ini bukan hanya untuk keterampilan teknis semata, tapi juga bagian dari upaya menciptakan ekosistem dakwah digital yang damai, edukatif dan mencerahkan. Dengan kemampuan membuat konten yang baik, para ustadzah yang selama ini pasif di ruang digital justru bisa tampil sebagai agen penyejuk dalam dunia maya.

“Dengan begitu mereka bisa memberikan dampak yang lebih besar lagi. Mereka bisa jadi penggerak-penggerak menuju kebaikan. Jadi harus diperkuat dengan menggunakan teknologi. Dan menurut saya juga bukan orang tua itu tidak bisa belajar ya, justru life skill, kita tuh harus belajar seumur hidup,” ujar legislator perempuan asal Kaltim ini.

Menariknya, semangat para peserta yang mayoritas berusia lanjut justru menjadi daya dorong tersendiri. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi untuk belajar dan berkembang, membantah stigma bahwa usia tua identik dengan ketidakmampuan belajar teknologi.

“Walaupun tadi kita lihat mereka sudah sepuh-sepuh ataupun sudah berumur, mereka juga mau kok belajar, malahan bersemangat ya kalau saya lihat. Jadi alhamdulillah, berarti mereka yang selama ini barangkali justru jadi korban konten-konten yang khususnya bernuansa keagamaan tapi bisa jadi justru memecah belah ataupun ujaran kebencian dan sebagainya sekarang mereka jadi penggerak untuk menyebarkan berita-berita baik,” tutup Hetifah.

Acara ini sendiri merupakan bagian dari rangkaian program literasi digital yang digagas DPP Pengajian Al-Hidayah untuk memperkuat peran perempuan dalam menyebarkan dakwah rahmatan lil alamin melalui medium lebih modern dan inklusif.

Turut hadir Sekjen DPP Pengajian Al-Hidayah Iin Kandedes, Bendum DPP Pengajian Al-Hidayah yang juga anggota DPD RI Waode Rabia dan Ketua Dewan Penasihat DPP Pengajian Al-Hidayah yang juga anggota Komisi X DPR RI, Adde Rosi Khoerunnisa

Tampil sebagai pemateri dalam workshop ini konsultan digital branding yang juga pemimpin umum sejumlah media online di bawah Banyan Media, Achmad Annama dan Pranata Humas BRIN Dodi Rosadi.

Leave a Reply