Berita Golkar – Berbicara figur kepemimpinan Kartini Partai Golkar tak lengkap jika tak menyebut nama Ketua DPD I Partai Golkar Banten, Ratu Tatu Chasanah. Ratu Tatu Chasanah merupakan salah satu sosok perempuan yang memiliki keahlian kepemimpinan alamiah ditopang oleh latar belakang pendidikan serta kehidupannya. Di tangan Ratu Tatu, Partai Golkar di Banten menjadi partai yang selalu diperhitungkan.
Perempuan murah senyum kelahiran Serang 23 Juli 1967 ini mengenyam pendidikan mentereng sejak ia kecil, pendidikan negeri pun selalu menjadi pilihannya, dimulai dari SDN Ciateul III Bandung (1975 – 1981), SMPN 5 Bandung (1981 – 1984), SMAN 5 Bandung (1984 – 1987), hanya di tingkat pendidikan tinggi ia memilih berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan (UNPAR) Bandung.
Melanjutkan gelar kesarjanaan, Ratu Tatu Chasanah kemudian melanjutkan pendidikan tinggi sampai merengkuh gelar magister akuntansi di Universitas Pancasila pada tahun 1995. Tak kalah mentereng dengan latar belakang pendidikannya, perjalanan karirnya pun terbilang sangat mulus dan selalu mengalami perkembangan.
Mengenai hal ini, melalui wawancara Ratu Tatu menuturkan, ia sebenarnya mengawali karir sebagai pengusaha konstruksi bukan berangkat dari karier sebagai politisi, hal itu bisa terjadi lantaran Ratu Tatu tumbuh dari lingkungan pengusaha. Sang ayah, Tubagus Chasan Sochib yang merupakan seorang pengusaha swasta sekaligus tokoh Banten, mendidik putra dan putrinya untuk memiliki jiwa entrepreneur seperti dirinya. Hal ini pula yang membentuk karakter serta watak pebisnis bagi Ratu Tatu di kemudian hari.
Namun jalan hidup Ratu Tatu mulai berubah ketika pada tahun 2009, saat dirinya ditugaskan oleh Partai Golkar agar ikut dalam pemilihan legislatif untuk di tingkat DPRD Provinsi Banten. Ia mewakili calon legislatif dari Kabupaten Pandeglang, bukan Kabupaten Serang tempat di mana ia lahir, besar dan kini memimpin daerah tersebut.
Penempatan Ratu Tatu untuk bertarung di Dapil Pandeglang lebih dikarenakan persoalan strategi internal partai, hal itu terjadi setelah adanya evaluasi menyeluruh mengenai daerah pemilihan mana yang harus diperkuat agar mendapatkan suara signifikan. Ratu Tatu Chasanah kemudian diterjunkan di Pandeglang karena di daerah tersebut, suara Partai Golkar mengalami penurunan suara.
Seiring waktu, jalan Ratu Tatu untuk menjadi kepala daerah pun terbuka saat Bupati Serang ketika itu, Taufik Nuriman, yang hendak maju ke periode kedua mengajak Ratu Tatu untuk menjadi calon wakil bupati mendampinginya. Lagi-lagi dari keluarga besar mendukung untuk menerima ajakan Bupati Taufik Nuriman ketika itu.
Namun, sama halnya seperti tugas pertama, ia sempat menolak. Karena ketika itu Ratu Tatu baru saja menikmati suasana menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat di DPRD Provinsi Banten, tapi pada akhirnya Ratu Tatu menerima tawaran tersebut, karena berpikir mungkin sudah menjadi takdirnya untuk mengabdi di tanah kelahirannya, Kabupaten Serang.
Selama lima tahun bertugas sebagai wakil bupati, Ratu Tatu mengaku selalu bersentuhan dengan masyarakat dan dapat melihat langsung betapa masyarakat sangat berharap pada pemimpinnya untuk melakukan perbaikan-perbaikan taraf hidup mereka. Sehingga menjadi panggilan baginya, untuk bersama-sama masyarakat membantu mereka dalam bentuk kebijakan yang diharapkan dapat berpihak serta meningkatkan taraf hidup masyarakat. Karena kepala daerah memegang kebijakan ke mana arah pembangunan, dan seberapa besar keberpihakan kepada masyarakat.
Kisah mengenai perjalanan karir politiknya tidak hanya berhenti sampai di situ, Ratu Tatu Chasanah pun terbilang sebagai seorang kepala daerah yang berprestasi saat memimpin Kabupaten Serang. Hal ini terbukti dari berbagai penghargaan yang diterimanya semasa ia menjabat sebagai Wakil Bupati pada tahun 2010 dan Bupati Serang sejak 2016 silam hingga 2024 kini.
Salah satu penghargaan yang dirasa cukup bergengsi untuk seorang kepala daerah adalah, penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya yang sudah didapatkan Kabupaten Serang sebanyak empat kali sejak tahun 2012 semasa Ratu Tatu Chasanah menjabat sebagai Wakil Bupati Serang.
Penghargaan itu diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Penghargaan tersebut didasarkan atas penilaian dari kementerian terhadap kesetaraan gender dan perlindungan anak yang dilakukan di Kabupaten Serang. Di mana terdapat implementasi pada program-program pada lintas organisasi perangkat daerah (OPD).
Di Kabupaten Serang, lanjut Ratu Tatu, kebijakan dalam bentuk Perda dan Pergub mengenai perlindungan perempuan dan anak sudah ada dan lengkap. Kendati demikian masih ada tantangan yang harus dituntaskan, karena kadang kala untuk Kabupaten Serang ini ketika implementasi di masyarakat tingkat kesulitannya berbeda dengan masyarakat di daerah lain, semisal masyarakat di Jawa Tengah.
Selain Anugerah Parahita Ekapraya, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah juga pernah meraih penghargaan Paritrana Award atas prestasi di bidang jaminan sosial ketenagakerjaan di Kabupaten Serang. Ratu Tatu adalah bupati perempuan pertama yang memperoleh penghargaan ini.
Penghargaan saat itu diberikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, dan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto di Istana Wakil Presiden, Jakarta pada 31 Juli 2018.
Tidak hanya penghargaan yang dirasa berdampak langsung pada pelayanan pemerintahan terhadap masyarakat, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah juga acapkali meraih SAKIP Award. SAKIP Award diberikan atas prestasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang terus mengalami peningkatan.
Penghargaan SAKIP Award ini juga mengindikasikan keberhasilan Ratu Tatu Chasanah ketika memimpin ASN (Aparatur Sipil Negara) Kabupaten Serang dalam upayanya menyediakan laporan keuangan daerah terhadap stakeholder dan shareholder di berbagai tingkatan.
Tidak cukup puas hanya mendapatkan penghargaan di bidang pelayanan, akuntabilitas keuangan daerah dan kesetaraan gender, Ratu Tatu Chasanah selaku Bupati Serang juga selalu berupaya sebagai garda terdepan dalam menjaga serta mengkonfigurasikan pertumbuhan sosial masyarakat melalui berbagai program pengembangan masyarakat di bidang sosial, pendidikan dan kebudayaan.
Atas kerja keras serta tekadnya untuk menjadikan Kabupaten Serang sebagai bagian yang berkontribusi positif terhadap pengembangan masyarakat, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah juga mendapatkan apresiasi dan penghargaan.
Kali ini, Tatu dinobatkan sebagai Kepala Daerah Inovatif kategori sosial budaya dalam ajang penghargaan yang digelar Koran Sindo. Menurut catatan yang disampaikan Sindo dalam penyerahan penghargaan tersebut, Tatu dinilai punya program inovatif berupa pemberian beasiswa dari mulai jenjang sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi.
Masih dalam catatan yang sama mengapa penghargaan itu diberikan kepada Kabupaten Serang, Ratu Tatu Chasanah juga dinilai telah mengangkat kearifan lokal melalui gagasan Jurus Silat Kaserangan yang kemudian diciptakan 13 sesepuh pendekar dari 12 aliran silat di Kabupaten Serang. Jurus ini rutin dilombakan dalam Festival Jurus Silat Kaserangan dalam rangkaian Anyer Krakatau dan menjadi muatan lokal (mulok) di SD dan sekolah menengah pertama (SMP).
Perhatian Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah terhadap dunia persilatan memang sepertinya tidak perlu diragukan lagi. Putri dari tokoh Pendekar Banten sekaligus pendiri Provinsi Banten, H. Tubagus Chasan Sochib (Alm.) ini punya cita-cita mulia terhadap dunia pendekar atau persilatan. Yakni memperkuat persatuan dan kesatuan para pesilat melalui jurus bersama yang berciri khas Banten.
Cita-cita tersebut akhirnya ia wujudkan melalui penciptaan jurus Gerak Kaserangan yang diluncurkan pada event Anyer Krakatau Culture Festival (AKCF) 2017. Acara tersebut digelar pada tanggal 18 hingga 20 Agustus 2017 di kawasan pantai Anyer Kabupaten Serang. Jurus itu juga dilombakan pada AKCF yang diikuti oleh 40 Paguron (Perguruan Silat) se-Kabupaten Serang.
Menurut Tatu, dirinya hanya menggagas agar di Kabupaten Serang punya ciri khas jurus silat yang bisa dipelajari oleh para pendekar. Sebagai wujud keseriusannya untuk melestarikan produk kebudayaan seperti Pencak Silat Kaserangan ini, Ratu Tatu Chasanah selaku Bupati Serang tidak hanya rajin mengadakan event berskala lokal maupun nasional, tetapi juga mencantumkan seni bela diri Silat Kaserangan ke muatan lokal (mulok) sebagai mata pelajaran di sekolah.
Segala keberhasilan yang dicapai oleh Ratu Tatu Chasanah baik sebagai Bupati Serang ataupun Ketua DPD 1 Golkar Banten tampaknya akan menjadi sia-sia jika ruang pribadinya mengalami kegagalan. Apalagi kalau kita membayangkan bagaimana sibuknya seorang perempuan yang harus menjadi pemimpin di daerahnya, di partai tempatnya bernaung, dan di rumah tangga sebagai ruang ibadah dirinya mengabdi.
Tetapi sepertinya hal itu tidak berlaku bagi istri dari Ir. John Chaidir ini. Ia dengan sangat mengesankan mampu memaksimalkan peran bagi setiap kiprahnya. Keberhasilan di keluarga ditunjukkan Ratu Tatu Chasanah dengan berbagai pencapaian kualitatif tentang di mana dan bagaimana kehidupan anak-anaknya.
Anak tertua misalnya, Pilar Saga Ichsan yang didaulat sebagai suksesor Airin Rachmi Diany sebagai Walikota Tangerang Selatan. Pilar yang merupakan anak pertama dari Ratu Tatu Chosiyah dan Ir. John Chaidir ini sepertinya mengikuti jejak dari sang ibu dan memutuskan untuk terjun ke politik praktis.
Sedangkan anak kedua Ratu Tatu Chasanah yang bernama Kamila Ratu Chaidir pun tak kalah gemilang, sampai tulisan ini dibuat, Kamila sudah menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI). Bakat empati Ratu Tatu Chasanah pun sepertinya menurun kepada Kamila, ia tak hanya telah resmi menyandang predikat dokter di depan namanya, tetapi juga seringkali melakukan kegiatan sosial dan bantuan kebencanaan secara gratis di Provinsi Banten.
Lalu bagaimana dengan keberadaan putra Ratu Tatu Chasanah yang bungsu? Putra bungsu Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, bernama Adam Sulaiman Al-Hasani. Seperti kedua kakaknya, tentu Adam memiliki keunggulan. Sekali lagi ini merupakan bukti mengenai keberhasilan Ratu Tatu Chasanah sebagai politisi, abdi negara sekaligus ibu rumah tangga.
Adam Sulaiman Al-Hasani memiliki prestasi akademik yang sangat mentereng, ia bahkan sempat meraih prestasi membanggakan dengan membawa medali emas pada ajang kompetisi sains atau Youth Activities for Superior Humanity (YASH) yang digelar di Manav Rachna University, New Delhi, India, pada 16 -18 Januari 2020.
Menurut Informasi yang dihimpun, kegiatan International Science Exhibition tersebut diikuti oleh 80 peserta dari empat negara, yakni India, Indonesia, Rusia, dan Nepal. Gold Award Winner atau medali emas diraih Adam melalui penelitian berjudul Modification of Gasoline Fuel Generator Into Biogas Fuel.
Apa yang dilakukan Ratu Tatu Chasanah patut menjadi inspirasi bagi kita semua, ia tak hanya berprestasi pada bidang kepemimpinan, politik dan pekerjaannya sebagai kepala daerah, tetapi Tatu juga tetap mengedepankan pendidikan anak dan pengabdian keluarga sebagai wujud esensi dirinya yang merupakan ibu rumah tangga.
Ratu Tatu Chasanah kini bersiap kembali menapaki jejak-jejak kehidupan baik sebagai ibu, kepala daerah ataupun Ketua Golkar Banten. Semoga di waktu depan, semakin banyak kader-kader terutama srikandi Partai Golkar dapat memberikan inspirasi serupa bahkan lebih dari apa yang dilakukan Ratu Tatu Chasanah, bagi negara, partai, dan keluarganya. {redaksi}