IIPG  

Edisi Kartini Partai Golkar: Sosok Hebat Ketua Umum IIPG Yanti Isfandiary

Berita GolkarMenyambut hari Kartini, Partai Golkar memiliki segudang perempuan yang pantas disebut sebagai Kartini masa kini. Salah satu figur perempuan Partai Golkar yang layak disematkan predikat sebagai Kartini masa kini adalah Yanti K. Isfandiary.

Keberadaan Yanti di Partai Golkar amatlah penting. Wajah rupawannya selalu terselip kala acara-acara penting Partai Golkar digelar. Yanti menjadi motor penggerak para istri politisi Partai Golkar dalam berbagai kesempatan kegiatan.

Yanti K. Isfandiary adalah istri dari Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Bersama Airlangga Hartarto, keduanya dikaruniai 8 orang anak yakni Adanti, Ravindra, Bianda, Latascha, Dines, Audi, Maisara, dan Natalie. Beberapa orang anak Yanti dan Airlangga ikut pula berkecimpung di dunia politik seperti Adanti dan Ravindra.

Dalam tugasnya sebagai seorang istri, peran Yanti sangat sentral dalam mendukung karir politik seorang Airlangga Hartarto hingga berada di titik seperti sekarang ini. Pada setiap perjalanan dinas sebagai seorang menteri maupun kegiatan di Partai Golkar, sosok yang dikenal dengan nama akrab Yanti Airlangga ini tak pernah absen mendampingi sang suami.

Rumah tangga yang dibina oleh Yanti dan Airlangga Hartarto menjadi impian bagi banyak orang. Dengan keromantisan yang kerap kali ditunjukkan di hadapan publik, keluarga yang dimiliki oleh Yanti dan Airlangga Hartarto dianggap sebagai role model rumah tangga harmonis masa kini.

Bagi Yanti, Airlangga Hartarto adalah sosok yang melengkapi dirinya. Sehingga bersama dengan Airlangga Hartarto, Yanti senantiasa merasa membangun rumah tangga yang sempurna. Tak banyak hal dibagikan Yanti mengenai resep dalam membina rumah tangga yang harmonis. Semuanya mengalir begitu saja, bisa saling mengerti dan komunikasi adalah kuncinya.

Selain itu, seperti diungkapkan Yanti dalam kanal Youtube Ai Syarif, yang berjudul ‘Di Balik Kesibukan Yanti Airlangga’ ia mengatakan bahwa Airlangga adalah pribadi yang sangat berbeda dengan dirinya. Jika Yanti adalah sosok yang terbuka, maka Airlangga Hartarto adalah pribadi yang tertutup, namun romantis.

Perbedaan karakter mendasar inilah yang justru membuat rumah tangga mereka mengasyikkan dan saling melengkapi. Namun menurut Yanti, meski Airlangga adalah pribadi tertutup, ia tetap butuh tempat bersandar. Ada kalanya Airlangga jadi sosok yang lebih banyak bercerita dibanding dirinya.

Apalagi Airlangga adalah sosok yang hangat nan jenaka. Untuk menjaga kehangatan dalam keluarga, Airlangga seringkali mengundang tawa anggota keluarga yang lain dengan kejenakaan yang dimilikinya. Belakangan ketika menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, sifat jenaka Airlangga seringkali terlihat kala memberi kata sambutan.

Tak hanya pada karakter, perbedaan lain yang dimiliki oleh Yanti dan Airlangga adalah hobi. Yanti juga mengungkapkan, Airlangga sangat senang belajar dan membaca. Sementara dirinya menyukai musik dan kesenian. Dua kesukaan yang berbeda. Meski begitu, keduanya mengarungi rumah tangga dengan menyatukan energi masing-masing dan mengkolaborasi hobi.

Tak hanya sukses mendampingi sang suami, Airlangga Hartarto. Yanti Airlangga juga berhasil memimpin lembaga sayap Partai Golkar, yakni Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG). Sebagai Ketua Umum IIPG, Yanti Airlangga senantiasa menjadi penggerak berbagai kegiatan sosial yang diikuti oleh para istri politisi Partai Golkar.

Berkegiatan sosial tentu bukanlah barang baru bagi seorang Yanti Airlangga. Meski di masa mudanya, Yanti Airlangga berkecimpung di dunia modelling yang terkenal glamour. Jati dirinya tetap tak bisa lepas dari kehidupan sosial kemasyarakatan.

Misalnya saja pada 28 Oktober 1994, ia mendirikan Yayasan Batik Indonesia.id atau YBI. Tujuan didirikannya YBI ini untuk pelestarian, perlindungan, pengembangan dan pewartaan batik nasional sebagai warisan bangsa Indonesia.

Dalam aktivitas politiknya, Yanti tak pernah segan untuk terjun langsung ke masyarakat. Perempuan adalah objek utama yang selalu menjadi perhatian Yanti dalam berpolitik. Yanti juga tak pernah ragu untuk mengkampanyekan Partai Golkar seorang diri tanpa harus ditemani Airlangga.

Saat acara senam Gemoy di Kota Bandung pada 19 Januari 2024 lalu misalnya. Keberadaannya berhasil menggantikan peran seorang Airlangga Hartarto. Yanti tampil dengan orisinil bersama Nurul Arifin yang ada di sampingnya. Justru dengan keberadaan Yanti, ibu-ibu yang menjadi peserta senam Gemoy bisa lebih lepas dalam mempraktikkan gerakan senam tersebut.

Yanti tak hanya giat melakukan gerakan politik yang bersifat konkret, dalam tataran pemikiran politik keperempuanan, dirinya menunjukkan sikap yang jelas. Pada beberapa pernyataannya, Yanti selalu mendorong agar perempuan berani terlibat langsung dalam politik praktis.

Alasannya cukup logis, Yanti menganggap setiap peradaban memerlukan kelembutan dan sisi feminitas perempuan. Kelembutan dan feminitas ini yang mampu mengalahkan ego kekuasaan seorang laki-laki. Selain itu, Jika perempuan diberikan kesempatan sebagai pemimpin, tentunya akan sangat peduli terhadap berbagai persoalan utamanya keperempuanan. Karena yang bisa memahami perempuan ya perempuan itu sendiri

Dalam perspektif Yanti, perempuan memiliki kekuatan lebih dibanding laki-laki terutama dari sisi sensitivitas. Melahirkan saja sanggup, apalagi berkecimpung di dunia politik. Proses melahirkan yang dilakukan oleh seorang perempuan pertaruhannya adalah nyawa. Rasa sakitnya pun luar biasa. Jadi bagi Yanti, tidak ada alasan untuk meremehkan keberadaan perempuan, apalagi di dunia politik.

Perempuan Indonesia bagi Yanti, dewasa ini sudah bisa disejajarkan dengan laki-laki. Sebab sudah banyak perempuan terdidik yang sadar akan tugasnya membangun peradaban bangsa tanpa harus melupakan kodrat alamiahnya sebagai seorang perempuan. Ia pun senantiasa bersyukur dilahirkan sebagai seorang perempuan yang kini diberi tugas mendampingi pria hebat di sisinya, Airlangga Hartarto. {redaksi}