Berita Golkar – Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Kota Mataram H Edy Sopyan optimis partai Golkar Mataram bisa meraih hasil maksimal pada Pemilu Legislatif 2024 mendatang. Ia menyebut Golkar Mataram bakal menggunakan politik syariah untuk diimplementasikan semua bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) Kota Mataram.
“Sesuai arahan Ketua DPD II Golkar Mataram TGH Mujiburrahman saat mengumpulkan semua bacaleg Golkar, menghadapi Pemilu 2024 kami harus menerapkan sistem pemilu yang berlandaskan nilai-nilai agama,” jelas H Edy Sopyan kepada Lombok Post, kemarin (6/9).
Konsep berlandaskan agama yang dimaksud adalah setiap bacaleg yang berhasil mendapatkan kursi legislatif diminta tidak melupakan bacaleg lainnya yang tidak mendapatkan kursi. Dalam artian, mereka yang berhasil mendapatkan kursi tidak mengabaikan bacaleg lain di dapilnya bahkan terkesan menganggap mereka musuh.
“Ini yang membuat bacaleg yang gagal meraih kursi terkesan sudah jatuh tertimpa tangga. Terus terang ini juga berdasarkan pengalaman saya pribadi saat menjadi Bacaleg DPRD Provinsi NTB pada pemilu sebelumnya,” beber pria yang menjadi Wakil Ketua DPD Golkar Mataram tersebut.
Ia mengaku merasa kecewa terhadap bacaleg Golkar yang meraih kursi DPRD Provinsi NTB Dapil Mataram saat itu. Tak ada ucapan terima kasih, jalinan silaturahmi bahkan upaya merangkul bacaleg yang tidak terpilih. Padahal, Haji Edy, menrasa jika tanpa suara yang ia raih sekitar 6.000 suara, Golkar mungkin tidak punya wakil di DPRD Provinsi NTB Dapil Mataram. Namun calon legislatif yang terpilih mewakili Golkar menurutnya justru tidak peduli sama sekali dengan dirinya.
“Mana-mana ucapan terima kasih pakai WA tidak ada. Saya tidak minta uang, cuma etika dan adab politik serta kepedulian ini yang kita harapkan. Tanpa ada suara bacaleg di bawah mereka yang terpilih, apa iya mereka bisa duduk di kursi legislatif,” sesalnya.
Padahal, para bacaleg ini adalah bagian keluarga partai Golkar. Namun etika politik yang selama ini diterapkan sangat jauh dari nilai-nilai kekeluargaan dan nilai agama. Berangkat dari sana, TGH Mujiburrahman yang juga Wakil Wali Kota Mataram menurutnya meminta semua Bacaleg Golkar ingin semua bacaleg memiliki komitmen untuk peduli satu sama lain.
“Sesuai arahan ketua, kami ingin membangun sistem politik yang bisa menjadi proyek pecontohan. Siapapun yang jadi, jangan sampai meninggalkan bacaleg yang tidak jadi,” tegasnya.
Memang secara aturan Undang-undang atau aturan formal tidak ada aturan yang mengatur hal tersebut. Namun sebagai kader politik yang beradab dan beretika, jangan sampai kader Golkar Mataram dianggap tidak tahu cara berterima kasih. Bila perlu, Golkar Mataram ke depan akan membuatkan aturan formal hitam di atas putih tehadap semua bacaleg agar memperhatikan bacaleg yang tidak mendapatkan kursi.
Konsepnya perhatian atau pemberdayaan nanti bisa melalui program aspirasi DPRD Kota Mataram. Minimal 30 persen program aspirasi dewan yang terpilih mengakomodir harapan bacaleg lain yang telah berjuang meraih suara sehingga mereka bisa meraih kursi. Bisa juga dengan mengakomodir konstituen para pemilih bacaleg yang lain. Tidak hanya memperhatikan tim sukses dan konstituennya saja.
“Jangan sampai dianggap angin lalu suara bacaleg yang tidak terpilih. Tanpa mereka, bacaleg yang terpilih mungkin tidak bisa meraih kursi,” bebernya.
Dengan konsep ini, diharapkan kesan politik kotor, kejam dan negatif itu bisa dihindari. Sehingga semua bacaleg merasa senang dan dihargai. Tidak diabaikan begitu saja. “Kami harap politik syariah ini bisa menjadi contoh bagi partai yang lain. Tradisi berterima kasih ini yang mesti dijaga. Agar partai ini solid dan rezeki anggota legislaif yang terpilih berkah,” tandasnya Komisaris Utama PT Cipta Rezeki Utama tersebut. {sumber}