Berita Golkar – Maraknya aksi sebagian sopir truk dan elemen masyarakat lainnya yang mengganti bendera merah putih di kendaraan mereka dengan simbol-simbol lain sebagai bentuk protes mengindikasikan adanya ketidakpercayaan publik terhadap negara.
Sekretaris Dewan Etik DPP Partai Golkar, Faisal Haris, menilai tindakan tersebut mencerminkan keresahan sosial yang tidak bisa diredam hanya dengan tindakan hukum.
“Merah Putih bukan milik segelintir. Merah Putih adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Mengganti atau menanggalkannya justru akan melemahkan semangat kebangsaan kita sendiri,” ujar Faisal dalam pernyataan resminya, Sabtu (2/8/2025), dikutip dari RMOLJabar.
Faisal mengingatkan pemerintah agar tidak serta-merta menggunakan pendekatan kekuasaan untuk merespons kejadian tersebut. Ia menekankan pentingnya pemahaman lebih dalam terhadap pesan yang hendak disampaikan masyarakat lewat simbol-simbol tersebut.
“Kita harus bertanya: apa yang membuat rakyat sampai merasa harus berbicara lewat simbol? Apakah ada kebijakan yang tidak adil? Apakah mereka merasa tidak lagi memiliki saluran (aspirasi) yang bisa dipercaya?” ucapnya.
Ia mendorong seluruh pihak, termasuk pemerintah dan elite politik, agar membuka ruang dialog yang jujur dan adil. Menurutnya, penanganan represif tanpa mengobati akar persoalan hanya akan memperburuk hubungan antara negara dan rakyatnya.
“Menjaga kehormatan simbol negara itu penting. Tapi lebih penting lagi adalah menjaga kepercayaan rakyat terhadap negara itu sendiri,” tegas Faisal.
Pernyataan Faisal muncul di tengah keberagaman gelombang ekspresi masyarakat, mulai dari poster satire, simbol-simbol lain yang mencerminkan keresahan atas kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah. {}