Februari Deflasi Lagi, Airlangga Hartarto Yakin Daya Beli Masyarakat Terdongkrak Selama Ramadhan dan Lebaran

Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa daya beli masyarakat mengalami peningkatan saat Ramadhan dan Lebaran 2025.

Meskipun data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) pada Februari 2025 atau menjelang Ramadhan mengalami deflasi 0,48 persen secara bulanan dan 0,09 persen secara tahunan, inflasi inti tetap menunjukkan kenaikan, dengan angka 0,25 persen secara bulanan atau 2,48 persen secara tahunan, sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,38 persen secara tahunan.

Selain itu, pemerintah juga meluncurkan berbagai program selama Ramadhan dan Lebaran 2025 untuk mendorong daya beli masyarakat, di antaranya berupa diskon harga tiket pesawat, diskon tarif tol, program pariwisata mudik Lebaran, dan program diskon belanja.

“Pemerintah terus meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik tetap kuat melalui berbagai kebijakan strategis, seperti percepatan penyaluran bantuan sosial dan penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN dan pekerja swasta,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/3/2025), dikutip dari Kompas.

Langkah tersebut juga diperkuat dengan operasi pasar oleh Perum Bulog dan BUMN pangan untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok seperti minyak goreng, gula konsumsi, daging kerbau beku, dan beras dengan harga lebih terjangkau dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Selain itu, pemerintah terus memperkenalkan berbagai insentif ekonomi untuk mendorong pertumbuhan, seperti diskon tarif listrik, insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk sektor properti dan kendaraan listrik, serta insentif PPh DTP bagi sektor padat karya.

Pemerintah juga menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 55,4 triliun hingga akhir Maret 2025, dengan fokus pada sektor pertanian, perdagangan, dan manufaktur untuk memperkuat UMKM serta transformasi digital.

Di sisi lain, pada sektor manufaktur, Indonesia juga mencatatkan capaian positif dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Februari 2025 yang tercatat pada level 53,6.

Angka ini menunjukkan ekspansi sektor manufaktur, lebih tinggi dari angka ekspansi bulan sebelumnya yang tercatat 51,9 serta menjadi yang tertinggi dalam 11 bulan terakhir.

Peningkatan PMI Manufaktur didorong oleh lonjakan pesanan domestik menjelang Ramadhan dan Lebaran, yang memicu peningkatan produksi dan penambahan tenaga kerja di sektor manufaktur.

Selain itu, optimisme pelaku industri juga tinggi, dengan tingkat kepercayaan terhadap pertumbuhan produksi mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Capaian tersebut sejalan dengan kondisi PMI Manufaktur ASEAN yang mengalami peningkatan level ekspansi ke 51,5 pada Februari 2025, dari angka 50,4 pada Januari 2025.

Meski demikian, antisipasi terhadap penurunan aktivitas manufaktur pada bulan selanjutnya tetap menjadi perhatian di tengah berbagai isu penting pada beberapa perusahaan sektor manufaktur. {}