Berita Golkar – Komisi X DPR RI melakukan kunjungan kerja reses masa persidangan III tahun sidang 2024–2025 ke Provinsi Sumatera Selatan pada 28 Mei–1 Juni 2025. Kunjungan ini bertujuan mengawal langsung pelaksanaan program dan kebijakan di bidang pendidikan, kebudayaan, kepemudaan, olahraga, hingga riset dan perpustakaan.
Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menyampaikan bahwa salah satu agenda utama kunjungan kali ini adalah menjemput langsung aspirasi dari para guru, dosen, pegiat budaya, pramuka, mahasiswa, hingga masyarakat umum di Sumatera Selatan. Beragam masukan tersebut menjadi bahan bagi Komisi X untuk memperbaiki kebijakan dan program ke depan.
“Salah satu poin utama yang kami terima adalah perlunya pola penjenjangan karir guru, termasuk akreditasi sekolah juga perlu dijadikan salah satu indikator penjenjangan tersebut. Guru yang bekerja di sekolah terakreditasi A, B, maupun C perlu punya jenjang karir yang jelas hingga ke posisi pengawas,” jelas Ferdiansyah usai memimpin tim kunjungan kerja reses komisi X DPR RI dalam pertemuan dengan Gubernur Sumatera Selatan, Rabu (28/5/2025), dikutip dari DPR RI.
“Jika melihat rasio antara guru dan siswa, sesungguhnya jumlah guru sudah mencukupi. Namun, distribusinya yang belum baik. Ini juga menjadi pentingnya peran kepala sekolah sebagai manajer, harus paham kapan sekolah kekurangan atau kelebihan guru, serta berani menyampaikan data tersebut,” tambahnya.
Komisi X juga mendorong perhatian lebih untuk pendidikan kepala sekolah. Salah satunya dengan memperketat seleksi dan meningkatkan wawasan manajemen bagi kepala sekolah, termasuk kemungkinan kolaborasi dengan universitas pendidikan dalam dan luar negeri.
Kunjungan kerja ini juga menampung aspirasi mahasiswa yang ingin memperluas peran dalam isu-isu sosial seperti stunting, pemanfaatan air, hingga pengelolaan sampah menjadi energi. Aspirasi dari pegiat budaya bahkan mengusulkan agar slot program pemajuan kebudayaan diperbanyak, serta semua kegiatan diupayakan berbasis budaya lokal.
“Budaya itu bermula dari kebiasaan kecil sejak usia dini. Pendidikan harus menguatkan nilai-nilai budaya, sehingga menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan berbangsa,” katanya. {}