Ferdiansyah Kritik Kemendikbud: Minim Transparansi dan Engagement Rate Rendah!

Berita Golkar – Fediansyah, anggota DPR dari Fraksi Golkar, melontarkan kritik tajam terhadap Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dinilainya belum menjadi sumber informasi yang efektif bagi rakyat. Salah satu sorotan utamanya adalah rendahnya engagement rate atau tingkat interaksi publik dengan informasi yang disediakan oleh kementerian tersebut.

“Engagement rate yang rendah menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan oleh Kemendikbudristek tidak menjangkau atau menarik minat masyarakat. Ini harus menjadi perhatian serius,” ujar Fediansyah dalam rapat kerja bersama kementerian, Senin (10/6/2024).

Dalam catatannya, Fediansyah menyoroti beberapa isu penting yang menurutnya perlu segera diatasi oleh Kemendikbudristek:

  • Realisasi Anggaran dan Penyerapan APBN ke Daerah
    Fediansyah menekankan bahwa masih banyak persoalan terkait realisasi anggaran dan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke daerah. “Ada banyak daerah yang masih kesulitan dalam mengakses anggaran yang seharusnya disalurkan untuk mendukung program-program pendidikan. Ini adalah masalah serius yang perlu diselesaikan,” katanya.
  • Minim Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Anggaran
    Dia juga menyoroti minimnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran di Kemendikbudristek. Menurutnya, masyarakat berhak tahu bagaimana anggaran pendidikan dikelola dan digunakan. “Tanpa transparansi, sulit bagi kita untuk memastikan bahwa anggaran tersebut benar-benar digunakan untuk kepentingan pendidikan dan peningkatan kualitas pembelajaran,” tegasnya.
  • Evaluasi Program-program yang Belum Berjalan Baik
    Fediansyah juga menyerukan perlunya evaluasi terhadap program-program yang belum berjalan baik. Ia mencontohkan beberapa program yang menurutnya tidak efektif dan perlu ditinjau ulang. “Evaluasi yang mendalam diperlukan untuk memastikan program-program tersebut memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
  • Digitalisasi Kementerian yang Jauh dari Kata Baik
    Kritik lain yang dilontarkan Fediansyah adalah mengenai digitalisasi di kementerian yang menurutnya masih jauh dari kata baik. “Transformasi digital di Kemendikbudristek harus ditingkatkan. Di era digital ini, pelayanan dan informasi harus mudah diakses oleh masyarakat melalui platform digital yang efektif,” jelasnya.
  • Pengurangan Aplikasi Baru dalam Setiap Satuan Kerja
    Terakhir, Fediansyah mengusulkan pengurangan aplikasi baru dalam setiap satuan kerja. Menurutnya, terlalu banyak aplikasi justru membuat birokrasi semakin rumit dan tidak efisien. “Kita butuh sistem yang terintegrasi, bukan menambah beban dengan banyaknya aplikasi yang justru membuat proses semakin lambat,” pungkasnya.

Kritik-kritik yang disampaikan oleh Fediansyah dari Fraksi Golkar ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi Kemendikbudristek untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam hal transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas program-program pendidikan. {sumber}