Festival Juadah 2025 Mantapkan Misi Bupati John Kenedy Azis Jadikan Padang Pariaman Kabupaten 100 Festival

Berita Golkar – Siapkan Padang Pariaman sebagai kabupaten 100 festival, Bupati John Kenedy Azis buka Festival Juadah 2025, Sabtu (10/5/2025).

Pembukaan festival ini dihadiri langsung oleh Wakil Menteri UMKM beserta Istri Menteri UMKM dan rombongan di Toboh Gadang Barat, Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Festival Juadah yang berlangsung selama dua hari ini, melibatkan pelaku seni dan masyarakat setempat, dengan menghadirkan pelombaan Juadah dan pertunjukan seni.

Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis, sangat optimis dengan festival ini karena, pelaksanaannya memang murni atas dasar keinginan dari masyarakat setempat untuk memperkenalkan daerahnya.

“Kami akan gali dan kumpulkan semua potensi daerah yang ada di Padang Pariaman. Semuanya akan kami inventaris dan petakan untuk dijadikan sesuatu yang bernilai ekonomis,” ujarnya saat pembukaan Festival Juadah 2025, dikutip dari TribunPadang.

JKA menyebut langkah untuk menjadikan Padang Pariaman sebagai kabupaten 100 festival, sudah dimulai dengan kembalinya pacu Kudo yang sempat vakum selama beberapa tahun.

Menurut JKA pacu Kudo merupakan pondasi yang bagus untuk mengangkat semua potensi yang ada di Padang Pariaman. “Selama pacu Kudo berlangsung ada sebanyak 40 ribu orang yang datang berkunjung. Ini menjadi teramai dalam sejarah pacuan kuda di Sumbar,” ujar JKA

Setelah pacu Kudo, pihaknya juga telah menghidupkan kembali tradisi gotong royong untuk mengantisipasi banjir di batang Ulakan.

Gotong royong adalah tradisi yang perlu dilestarikan, efisiensi menurutnya menjadi momentum juga untuk menghidupkan kembali semangat ini.

Selain itu, pihaknya juga sudah menjalan pesta pantai di Pantai Artha Sungai Limau, ke depan wisata pantai akan lebih dimasofkan lagi terkhusus di Pantai Tiram Ulakan.

“Kami berharap ke depan Padang Pariaman tidak lagi dikenal dengan video negatif namun positif yang dapat berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Festival Juadah 2025 di Toboh Gadang Barat, Padang Pariaman, Sumatera Barat, merupakan ajang kebangkitan tradisi ekonomi nagari.

Festival yang berlangsung selama dua hari ini, dilaksanakan dengan semangat melestarikan adat dan budaya yang sudah mulai memudar dalam beberapa tahun terakhir.

Juadah sendiri merupakan makanan tradisional yang ada di Padang Pariaman, makanan ini merupakan bagian dari hantaran dari mempelai perempuan untuk mempelai lelaki.

Wakil Menteri UMKM Helfy Moraza, yang menghadiri acara tersebut sangat mengapresiasi kesadaran masyarakat Padang Pariaman untuk melestarikan adat dan budaya yang terus tergerus oleh perkembangan zaman.

Sebagai orang sumando di Piaman, Helfy menilai, Juadah merupakan tradisi turun temurun masyarakat Piaman dengan nilai budaya dan sosial yang tinggi. “Festival Juadah ini adalah bentuk kesadaran masyarakat untuk menonjolkan tradisinya menjadi nilai ekonomis,” ujarnya.

Ia melihat peluang besar untuk UMKM melalui Festival ini terbuka lebar, jika masyarakat dan pemerintah bisa mengelola dengan baik.

Melalui Festival Juadah yang pertama di Sumbar ini, masyarakat bisa memunculkan pelestarian budaya dan pengetasan kemiskinan di tengah masyarakat.

Menurutnya Festival serupa ini, harus digarap lebih besar lagi dengan melibatkan pemerintahan provinsi, supaya bisa mempromosikan UMKM agar lebih berdikari.

“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, kami (Kementerian UMKM) memiliki misi untuk mengelola UMKM, memberi pendidikan wirausaha dan memberi peluang pemodalan,” ujarnya.

Pelaksanaan Festival Juadah 2025 tanpa menggunakan dana APBD juga turut diapresiasi oleh Wamen, karena menurutnya ini bentuk rasa kebersamaan untuk membangun daerah.

Terpisah Kurator Festival Juadah 2025, Fadil, mengatakan festival ini akan memperlombakan, sebanyak enam korong di nagari Toboh Gadang Barat.

Setiap nagari nantinya akan membuat Juadah untuk dinilai oleh dewan juri yang profesional.

“Setiap korong tersebut, anggotanya harus ada generasi Z, supaya mendekatkan mereka ke dapur dan bisa ikut melestarikan budaya membuat Juadah,” ujarnya.

Selain, lomba membuat Juadah, Ako Wayoik sapaan akrabnya menyebut juga akan penampilan seni selama festival berlangsung dan arak-arakan. {}