Filosofi Layang-Layang Bagi Pangandaran Menurut Agun Gunandjar Sudarsa

Berita Golkar – Anggota DPR RI dari kader Partai Golkar Komisi XI Agun Gunandjar Sudarsa menyampaikan filosofi layang-layang bagi Kabupaten Pangandaran. Menurutnya, layang-layang memberikan gambaran bahwa hidup itu adalah serangkaian perjalanan waktu.

“Ada saatnya dia (layang-layang) melayang dan ada saatnya dia harus turun. Itu hukum alam yang tidak bisa dipungkiri,” ujar Agun di Lapang Ketapang Doyong Pantai Timur Pangandaran, Minggu (22/10/2023) siang.

Agun memberi contoh. Bilamana hari ini adalah Senin, kemudian besoknya Selasa, katanya, maka Senin tidak bisa mundur ke hari Minggu.

“Nah, begitu juga saya gambarkan pada sebuah layang-layang. Dia akan menerjang tinggi ke udara ketika tantangan gerakan angin itu cukup tinggi,” katanya.

Jadi, ketika menghadapi sebuah tantangan atau sebuah hambatan, maka layang-layang akan semakin meninggi. “Justru jika tidak ada sebuah tantangan, dia akan semakin turun. Nah, di Pangandaran ini memiliki banyak tantangan yang luar biasa,” ucap Agun.

“Nah, inilah simbol layang-layang untuk Pangandaran,” ujarnya.

Sementara selain layang-layang, festival ini juga dikolaborasikan dengan menyuguhkan berbagai jenis produk UMKM. “Kami menampilkan 40 hidangan bermacam macam yang semuanya sudah diatur sedemikian rupa dan diberikan kepada sekitar 2000 orang secara gratis,” kata Agun.

Salah seorang warga Pangandaran, Siti Nurainah menyampaikan bahwa festival layang-layang ini adalah momen untuk silaturahmi. “Alhamdulillah, kita juga bisa memperkenalkan jenis-jenis UMKM makanan khas Pangandaran seperti sari honje dan baso ikan,” ucapnya. {sumber}