Firman Soebagyo Dorong Promosi Empat Pilar MPR ke Mancanegara untuk Perkuat Jati Diri Bangsa

Berita Golkar – Anggota Fraksi Partai Golkar MPR RI Firman Soebagyo menegaskan Indonesia akan maju dan disegani dunia internasional, jika pembangunan bisa dilakukan di semua aspek. Baik aspek sosial budaya, pertahanan keamanan hingga perekonomian.

Tetapi, menurut Firman, setidaknya saat ini bangsa Indonesia telah memiliki modal sangat besar dalam memperkuat jati diri bangsa. Modal tersebut adalah Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara RI 1945, Negara Kesatuan RI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Firman mengatakan keberadaan Empat Pilar MPR ini harus terus dipromosikan, bukan hanya di dalam negeri tetapi juga mancanegara.

“Inilah entry point-nya, kenapa Indonesia disegani karena memiliki berbagai keragaman. Mempunyai lebih dari 17.000 pulau, 1,340 suku bangsa yang beraneka ragam dengan kepercayaan dan agama, tetapi semua itu menjadikan kita kuat,” ujar Firman, dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025), dikutip dari Detik.

Pernyataan itu disampaikan Firman saat menjadi narasumber pada Diskusi Konstitusi dan Demokrasi Indonesia dengan tema ‘Memperkuat Jati Diri Bangsa di Mata Dunia melalui Fungsi Kebangsaan MPR RI’. Acara tersebut berlangsung di Ruang PPIP Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Firman berharap promosi Empat Pilar MPR RI meningkatkan citra positif bangsa Indonesia di mata negara-negara lain di dunia. Dengan begitu, Indonesia dinilai sebagai negara yang memiliki identitas nasional yang kuat dan beragam.

Lebih lanjut, Firman mengatakan promosi Empat Pilar MPR RI ke mancanegara akan membantu membangun kepercayaan antara Indonesia dan negara-negara lain, sehingga, dapat meningkatkan kerja sama dan diplomasi, sekaligus meningkatkan pengaruh Indonesia di tingkat internasional.

“Tetapi harus pula diingat, sosialisasi Empat Pilar ke tingkat internasional tidak boleh menimbulkan kesalahpahaman atau kesan bahwa Indonesia ingin memaksakan nilai-nilai dan prinsip prinsip kenegaraannya kepada negara lain,” kata Anggota Badan Pengkajian MPR RI tersebut.

Ada beberapa sarana yang bisa digunakan bangsa Indonesia untuk mempromosikan Empat Pilar MPR RI, di antaranya sarana diplomasi, kerja sama internasional (bilateral atau multilateral), media, dan pendidikan.

“Prinsipnya, bangsa Indonesia menjunjung tinggi keanekaragaman, saling menghormati dan tidak mudah dipecah belah,” ujar Firman.

Senada, Anggota MPR dari Kelompok DPD RI Fadel Muhammad menyampaikan Empat Pilar MPR RI harus terus disosialisasikan kepada seluruh bangsa Indonesia.

Sebab, Empat Pilar MPR RI terbukti mampu menjaga persatuan dan kesatuan, untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih besar. Selain itu, bangsa Indonesia juga memiliki tantangan berat untuk menjadi negara maju dan disegani oleh negara-negara lain di dunia.

Tantangan itu adalah pemerataan kesempatan dalam berusaha. Fadel mengatakan saat ini pemerataan berusaha belum terjadi.

Akibatnya, orang kaya semakin kaya dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, jumlah orang miskin semakin miskin dan populasinya semakin besar.

“Tantangan terbesar kita sekarang adalah banyaknya produk-produk China di pasar lokal yang dijual dengan harga sangat murah. Situasi ini tidak boleh dibiarkan,” ujar Fadel.

“Pemerintah harus membikin manufaktur di dalam negeri dan dijual di sini. Tidak boleh lagi, ada barang jadi yang masuk dengan seenaknya. Inilah jalan menuju kemandirian yang harus segera dilaksanakan,” sambungnya.

Menurut Fadel, persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia akan semakin pelik jika dalam 2-3 tahun ke depan, Presiden RI Prabowo Subianto tak kunjung membuat langkah berani untuk membatasi jumlah barang jadi yang masuk.

“Karena itu salah satu faktor yang harus segera dibenahi adalah pemerataan kesempatan berusaha. Dan itu harus menjadi tema khusus dalam pengembangan ekonomi ke depan,” kata Fadel.

“Saya menaruh harapan besar pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dapat memacu Pembangunan di Indonesia lebih cepat dibanding sebelumnya,” sambungnya.

Sebagai informasi, selain Firman dan Fadel diskusi tersebut juga menghadirkan Pengamat Hubungan Internasional Universitas Nasional (Unas) Hendra Maujana Saragih sebagai narasumber. {}