Berita Golkar – Kasus pembullyan hingga kejahatan seksual terhadap anak semakin marak terjadi di lingkungan pendidikan dewasa ini. Terbaru ada kasus pelecehan yang dilakukan seorang oknum guru terhadap anak di bawah umur sesama jenis di NTT. Kejadian memilukan ini turut menjadi perhatian politisi senior Partai Golkar, Firman Soebagyo.
Firman mengecam tindakan biadab yang dilakukan oknum guru tersebut dan meminta aparat penegak hukum memberlakukan sanksi keras terhadap pelaku. Sebab, Firman mengkhawatirkan, di masa depan predator anak seperti pelaku hampir pasti akan mengulangi kejahatannya lagi.
“Saya mengecam keras atas tindakan biadab oknum guru tersebut. Saya juga berharap aparat penegak hukum mempertimbangkan hukuman kebiri kimia sepanjang hidupnya untuk pelaku kejahatan seksual terhadap anak agar ada efek jera,” tegas Firman Soebagyo kepada redaksi Golkarpedia melalui keterangan tertulis pada Minggu (05/01).
“Sebab, apa yang dilakukan oleh pelaku, merupakan tindakan yang sulit dimaafkan. Korban menjadi trauma, berdampak secara fisik dan psikologis dalam jangka panjang serta menghancurkan masa depan si anak,” sambungnya lagi.
Tak hanya dalam kasus ini, kebiri kimia juga diusulkan Firman untuk mengendalikan perilaku seksual pelaku kejahatan seksual anak di seluruh Indonesia. “Saya berharap dengan penggunaan obat kebiri kimia, hasrat seksual pelaku kejahatan seksual dapat dikendalikan dan diturunkan dalam rangka mencegah terulangnya kejahatan seksual,” kata Firman.
Dalam konteks kejahatan seksual pada anak, Firman juga menyoroti pengaruh narkotika serta Miras yang kerap kali jadi biang keladi. Ia pun meminta aparat terkait untuk menyelidiki penggunaan narkotika para pelaku kejahatan terhadap anak.
“Biasanya narkotika dan Miras yang memicu kejahatan extraordinary seperti ini. Saya minta aparat melakukan penyidikan secara mendalam, terhadap kemungkinan penggunaan narkotika pelaku,” ungkap Sekjen DPP GRANAT (Gerakan Nasional Anti Narkotika) ini.
Minimalisir Kejahatan Terhadap Anak
Untuk meminimalisir tindak kejahatan yang berpotensi menyentuh anak-anak baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan sosialnya, Firman Soebagyo menekankan peran penting para guru dan orang tua. Guru harus meningkatkan keteladanannya begitu pula orang tua murid harus memberikan edukasi kepada anak-anaknya agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan.
“Namun, jangan sampai orang tua melepas 100 persen pendidikan anak terhadap guru di sekolah. Orang tua juga harus memainkan perannya dalam mendidik anak. Sebab pendidikan terbaik itu sebenarnya adalah pendidikan di lingkup keluarga. Apalagi bagi anak-anak, pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting untuk membentuk karakternya,” jelas Firman.
Tak hanya menekankan pendidikan di lingkungan keluarga, Firman Soebagyo yang juga anggota Komisi IV DPR RI ini juga meminta pemerintah segera menetapkan pembatasan penggunaan media sosial pada anak, termasuk memastikan seluruh anak-anak di Indonesia mendapat layanan internet sehat. Firman juga mengimbau kepada semua orang tua murid hendaknya jangan memanjakan anak-anaknya bebas menggunakan HP atau tablet secara bebas dan berlebihan.
“Teknologi memiliki dua sisi mata uang. Positifnya, anak-anak sedari kecil sudah terbiasa dengan penggunaan teknologi, anak tidak gagap teknologi. Namun di balik segala nilai positifnya, teknologi yang tak terkontrol dapat berdampak buruk pada anak-anak. Karena itu, urusan filterisasi pengguna dan konten media sosial haruslah menjadi perhatian serius pemerintah,” tutur Firman.
Korelasinya dengan kasus kejahatan seksual pada anak, Firman mengungkapkan, banyak pelaku kejahatan seksual yang terpicu dari konten-konten media sosial. Tak hanya memicu kejahatan seksual, media sosial juga menurutnya memicu perilaku penyimpangan lain, seperti judi online bahkan maraknya LGBT.
“Setahun lalu, tepatnya Januari 2023 terungkap kasus yang memilukan yakni anak seumuran SD rudapaksa anak seumuran TK. Ini kan sudah keterlaluan. Belum lagi kasus bullying serta kekerasan anak lainnya. Kalau kita cermat, usia pelaku kejahatan semakin muda. Negara perlu hadir untuk mengurus masalah perkembangan anak dan memastikan lingkungannya untuk tumbuh merupakan lingkungan positif,” sebut Firman.
“Ini tugas berat dari Menkomdigi Meutya Hafid, yang tentu berbagai masalah ini tak bisa diretas dalam semalam. Namun saya mendorong agar Menkomdigi berani menelurkan terobosan kebijakan yang melindungi masa depan generasi muda Indonesia. Pembatasan serta pengetatan penggunaan internet salah satu solusi yang bisa kita lakukan,” tutup Firman Soebagyo. {redaksi}