Berita Golkar – Anggota Komisi IV DPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Keluarga Kabupaten Pati (IKKP) di Jakarta, Firman Soebagyo, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya tokoh ekonomi dan politik nasional Kwik Kian Gie. Tokoh kelahiran Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah itu tutup usia pada Senin, 28 Juli 2025 dalam usia 90 tahun.
“Bangsa ini kehilangan seorang pemikir besar yang konsisten memperjuangkan ekonomi kerakyatan. Pak Kwik bukan hanya dikenal sebagai ekonom ulung, tetapi juga sebagai pribadi yang teguh membela rakyat kecil, tanpa kompromi terhadap kekuasaan,” ujar Firman.
Sebagai sesama putra daerah Kabupaten Pati, Firman menilai Kwik Kian Gie merupakan teladan yang menginspirasi banyak generasi. Ia menyebut, prinsip dan integritas yang dipegang Kwik sepanjang hidupnya patut dijadikan warisan moral dalam berbangsa dan bernegara. “Beliau adalah figur nasionalis sejati, yang tak pernah berhenti menyuarakan kebenaran meski berbeda arus,” tambahnya.
Dalam catatan sejarah, Kwik Kian Gie lahir pada 11 Januari 1935. Ia merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan melanjutkan studi ke Nederlandsche Economische Hogeschool (kini Erasmus Universiteit Rotterdam), Belanda. Di dunia profesional, ia pernah menjabat sebagai Direktur PT Indonesian Financing & Investment Company, lembaga pembiayaan non-bank pertama di Indonesia pada awal 1970-an.
Kiprahnya di pemerintahan mencatatkan berbagai posisi penting, antara lain sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (1999–2000) pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2001–2004) di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI dan dikenal sebagai tokoh penting dalam tubuh PDI Perjuangan.
“Pak Kwik menunjukkan bahwa kekuatan pemikiran bisa menjadi kekuatan politik. Ia berdiri tegak dalam prinsip, tidak tergoda arus politik praktis, dan itu membuatnya disegani, meski kerap berbeda pandangan dengan penguasa,” tutur Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI ini.
Selain dikenal luas sebagai pengkritik kebijakan ekonomi yang dinilainya tidak adil, Kwik juga aktif menulis kolom di harian nasional dan mendirikan lembaga pendidikan tinggi seperti Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBI-Kwikkiangie School of Business) dan sebelumnya turut membidani berdirinya Institut Manajemen Prasetiya Mulya.
Ia menyuarakan pemikiran progresif dan rasional tentang ekonomi nasional, dan kerap mengingatkan agar negara tidak tunduk pada kepentingan asing maupun kekuatan pasar semata. Atas dedikasinya, Kwik Kian Gie dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana pada tahun 2005 oleh pemerintah sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam bidang ekonomi dan politik.
Sebagai penutup, Firman Soebagyo menyampaikan ungkapan belasungkawa dengan nada penuh hormat dan rasa kehilangan yang mendalam. Ia tak hanya berbicara sebagai anggota DPR RI dan sesama putra daerah, tetapi juga mewakili seluruh keluarga besar perantau asal Pati serta kalangan dunia usaha nasional.
“Atas nama keluarga besar Ikatan Keluarga Kabupaten Pati dan Fraksi Partai Golkar, saya mengucapkan turut berduka cita yang mendalam. Semoga almarhum diampuni segala dosanya, diterima amal perjuangannya, dan mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Selamat jalan, tokoh bangsa, panutan kami semua,” pungkas Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini.