Firman Soebagyo Semprot Menhut Raja Juli Antoni Atas Keinginan Alihkan Lahan Hutan Untuk Ketahanan Pangan

Berita GolkarAnggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo merasa prihatin atas terancamnya luasan serta kelestarian hutan Indonesia. Keprihatinan Firman berangkat dari pernyataan Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni yang mengungkap rencana pengalihan lahan hutan. Tak kurang 20 juta hektare lahan hutan menurut Raja Juli akan digunakan sebagai sumber ketahanan pangan hingga energi.

Pernyataan keras juga disampaikan oleh mantan pimpinan komisi IV DPR RI ini, ia menyindir Raja Juli Antoni kurang memahami persoalan kehutanan. Firman yang juga politisi Partai Golkar ini meminta para eselon I dan II mengingatkan mengenai bahayanya pernyataan Raja Juli tersebut. Ia meminta para eselon I dan II di Kemenhut tidak perlu takut, karena pernyataan sang menteri ini bisa disalahtafsirkan masyarakat seperti di era pemerintahan sebelumnya.

“Saya prihatin dan sedih, seharusnya dalam menghadapi ancaman perubahan iklim, keberadaan hutan sangat penting dan semestinya kita harus jaga. Sekarang, ada niatan untuk melakukan alih fungsi hutan untuk menunjang ketahanan pangan apalagi akan ditanam tanaman non tegakan seperti hortikultura, singkong, tebu dan lainnya. Memang tidak ada cara lain selain merusak hutan dan melakukan deforestasi?” tutur Firman Soebagyo kepada redaksi Golkarpedia melalui keterangan tertulis pada Sabtu (04/01).

“Inilah akibat kalau menteri yang tidak paham tentang filosofi hutan dan kehutanan. Tolong para eselon I dan II agar mengingatkan menterinya. Nggak perlu takut selama yang disampaikan benar?!” sindirnya melanjutkan.

Bagi Firman yang juga Ketua Dewan Pembina SOKSI dan Wakil Ketua Umum KADIN Bidan Politik ini, niat pemerintah memang baik dalam mewujudkan swasembada pangan dan tentu harus kita dukung. Tetapi niat baik itu jangan sampai mengorbankan kelestarian lingkungan yang seharusnya bisa jadi warisan bagi generasi masa depan bangsa. .

“Meningkatkan produksi pangan tidak harus selalu mengorbankan hutan?! Ekstensifikasi dengan melakukan alih lahan hutan bukan sebuah solusi. Jangan selalu mencari jalan pintas dan malas berpikir untuk mencapai tujuan. Menurut saya intensifikasi dan penggunaan teknologi jauh lebih tepat seperti yang dilembankan negara negara maju lainnya,” tegas Firman.

“Justru trend yang terjadi sekarang itu adalah green economy, seperti yang selalu disampaikan presiden Prabowo. Negara-negara di dunia bahkan mencari cara untuk mengatasi efek rumah kaca dengan melakukan carbon trade, memenuhi kebutuhan pangan dengan pertanian vertikal, kok kita malah mau deforestasi,” tegas anggota Baleg DPR RI ini.

Firman pun meminta kepada Raja Juli Antoni untuk memahami tugas fungsi pokok Kementerian Kehutanan untuk menjaga dan melestarikan hutan. Alih-alih mengatakan akan mengalihkan luas lahan hutan guna menunjang swasembada pangan dan energi, kementerian kehutananan harusnya jadi garda terdepan dalam melindungi hutan.

“Menteri harus baca baik-baik UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Kementerian Kehutanan tupoksinya bukan memproduksi pangan tetapi menjaga dan melestarikan hutan,” tutup Firman Soebagyo. {redaksi}