Firman Soebagyo Ungkap Data Indonesia Alami Defisit Gula 4,3 Juta Ton

Berita Golkar – Anggota Komisi IV DPR Firman Subagyo mengatakan, Indonesia mengalami defisit kebutuhan gula nasional 4,3 juta ton setiap tahun. Hal itu disebabkan tidak mampunya produksi gula memenuhi kebutuhan nasional.  Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan defisit gula terjadi.

“Mulai dari luas areal tanam tebu yang tidak mencukupi, sampai pada pabrik gula yang sudah tua,” katanya dalam perbincangan dengan RRI Pro3, Jumat (14/2/2025), dikutip dari RRI.

Firman menyebut, angka defisit gula 4,3 juta ton tersebut diperoleh dari hitung-hitungannya setelah sekian periode berada di Komisi IV DPR. “Sayangnya memang pemerintah sendiri tidak memiliki data yang valid mengenai produksi dan kebutuhan gula,” ucapnya.

“Sehingga sering kali mengambil kebijakan tidak berdasarkan data dan menimbulkan polemik. Seperti pernyataan Menko Pangan Zulkifli Hasan yang menyebut Indonesia akan menghentikan impor pangan, termasuk gula.”

“Kenyataanan belum lama hal itu disampaikan, masyarakat dan petani dikagetkan dengan rencana pemerintah mengimpor 200 ribu ton gula kristal mentah (raw sugar).”

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Soemitro Samadikoen meminta agar rencana impor gula mentah dipertimbangkan kembali. Pasalnya, saat ini berdasarkan hitungan petani, stok gula nasional di penggilingan, distributor, dan pedangan mencapai 800 ribu ton.

“Diperkirakan Februari 2025 hanya terserap pasar 100 ribu ton, dan pada saat puasa dan lebaran bisa mencaoai 200 ribu ton. Berarti ada sisa stok sekitar 500 ribu,” katanya.

“Sementara sebentar lqgi panen raya, ditambah dengan gula impor 200 ribu ton akan menyebabkan stok melimpah. Hal ini dikuatirkan akan berpengaruh terhadap penyerapan gula petani oleh pedagang dan akan berpengaruh terhadap anjloknya harga gula di tingkat petani.”

Badan Pangan Nasionall (Bapanas) menyebut pemerintah akan mengimpor 200 ribu ton gula kristal mentah (GKM) atau raw sugar di tahun 2025. Hal ini dilakukan guna memperkuat stok cadangan pangan pemerintah (CPP) saat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan aksi impor gula kristal ini juga merupakan upaya untuk mengantisipasi fluktuasi harga gula konsumsi di periode Ramadan tersebut. Tentunya, langkah tersebut diambil dengan menjamin tidak akan memberikan dampak ke petani, terutama saat masa panen yakni di bulan April, Mei, dan Juni. {}