Gandeng BIG, Mukhtarudin Gelar Sosialisasi Pemanfaatan Data Geospasial di Sampit

Berita GolkarAnggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin bekerjasama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) menggelar sosialisasi pemanfaatan data geospasial untuk mitigasi bencana kepada masyarakat di Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim), Jumat (9/8).

Acara sosialisasi Badan Informasi Geospasial dengan Komisi VII DPR RI ini juga merupakan pertama kalinya digelar di Provinsi Kalimantan Tengah.

Mukhtarudin mengawali sambutannya mengatakan agar para peserta atau masyarakat setempat dapat melakukan mitigasi bencana sedini mungkin dengan memanfaatkan informasi teknologi dari geospasial tersebut.

Mengingat, kata Mukhtarudin, potensi berupa banjir gempa bumi hingga kebakaran yang masih menjadi ancaman nyata di provinsi Kalimantan Tengah.

“Jadi, acara sosialisasi hari ini adalah penguatan literasi edukasi terkait mitigasi yang penting dimanfaatkan dengan baik,” tandas Mukhtarudin.

Selain itu, Mukhtarudin mengatakan bahwa informasi Geospasial memegang peranan penting terkait proses perencanaan pembangunan yang sebelumnya masih didominasi analisis data tekstual, kini telah bergeser ke arah perencanaan berbasis spasial.

“BIG ini merupakan suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah dalam rangka mengelola peta nasional. Artinya, semua aspek pembangunan sekarang ini diperlukan data-data yang akurat dan objektif,” imbuh Mukhtarudin.

Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Inbang DPR ini bilang peran BIG ini juga sangat besar dalam proses perencanaan pembangunan di setiap wilayah.

“Saya sebagai perwakilan masyarakat di Provinsi Kalteng berharap agar para peserta yang mengikuti sosialisasi hari ini agar manfaatin teknologi ini dengan baik,” imbuh Mukhtarudin.

Sementara itu, Direktur Sumberdaya Manusia Geospasial, Sumaryono mengaku ketersediaan informasi geospasial yang baik merupakan salah satu jaminan dalam efektifitas dan efisiensi perencanaan pembangunan agar tepat sasaran.

Karena, lanjut Sumaryono, ketersediaan potensi daerah adalah sebagai modal utama dalam pembangunan daerah itu sendiri. “Para peserta harus manfaatkan teknologi ini termanfaatkan dengan optimal untuk keperluan pembangunan pada masa depan jika telah terinventarisasi dan terpetakan secara baik,” pungkas Sumaryono. {sumber}