Berita Golkar – Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bali.
Dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar di Taman Ganesha Resto and Gallery, Tabanan pada Sabtu (28/6/2025), Demer tak hanya menyampaikan materi kebangsaan, tetapi juga membawa praktisi digital marketing untuk memberikan sosialisasi tentang strategi berjualan secara online.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tantangan ekonomi digital yang kini menjadi arus utama dalam perdagangan global. Dalam paparannya, Demer menjelaskan bahwa kekuatan media sosial dan platform digital membuka peluang luas bagi pelaku usaha, termasuk ibu-ibu rumah tangga, untuk memasarkan produk ke pasar nasional hingga internasional.
“Jualan online langsung bisa ke seluruh dunia. Hari ini ibu-ibu upload, hari ini ibu-ibu naikkan di sosmed, hari itu juga sudah sampai di mana-mana. Tadi sudah dijelaskan juga bagaimana caranya mengemas, bagaimana potensi di Tabanan yang bisa dijual ke seluruh dunia,” ujar Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI itu, dikutip dari MetroBali
Ia mencontohkan bahwa saat ini, banyak restoran besar di Jakarta justru kalah bersaing dengan pelaku usaha rumahan karena kalah dalam penetrasi pasar digital. Menurutnya, keunggulan pelaku UMKM terletak pada kreativitas dan kemampuan memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi.
“Di Jakarta sekarang ini banyak restoran yang kalah bersaing dengan ibu-ibu rumah tangga. Kalah bersaing, lebih banyak omsetnya orang yang di rumahan dengan restoran yang cukup besar. Kenapa? Karena dia jualan online. Akibat daripada medsos, media sosial,” tambah wakil rakyat yang sudah lima periode memperjuangkan kepentingan Bali di pusat itu.
Beberapa produk khas Bali seperti keripik dan olahan daging Samsam bahkan telah dipasarkan secara online ke Jakarta. Hal ini, menurut Demer, menjadi bukti bahwa peluang untuk mengembangkan usaha secara digital sangat terbuka lebar, asalkan masyarakat mau belajar dan memulai.
“Dengan belajar online mungkin agak berat rasanya, mungkin memulainya itu agak berat. Tapi kalau bisa mulai, kalau jualan online saya rasa mungkin dipelajari 2-3 hari saja, bisa. Sehingga kita nantinya ini menjadi bangsa yang cerdas,” jelas politisi senior Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng ini.
Ia menegaskan, bangsa yang cerdas adalah bangsa yang mampu memasarkan produknya hingga ke pasar internasional. Dalam konteks ekonomi, hal itu merupakan langkah penting untuk memenangkan persaingan global dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
“Jalannya sudah ada, ilmunya sudah ada, terutama ibu-ibu ini, memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bisa mensejahterakan masyarakat. Kalau jualan online ini mudah, tidak diikat oleh jam,” ujar Demer.
Ketika dimintai tanggapan terkait strategi digital marketing dalam menjawab tantangan yang dihadapi UMKM Bali, seperti keterbatasan akses teknologi, rendahnya literasi digital, dan sempitnya jangkauan pasar, Demer menyoroti pentingnya pemanfaatan platform digital untuk memperluas pasar.
Ia menilai bahwa selama ini UMKM masih terlalu bergantung pada pasar tradisional yang jangkauannya terbatas. Melalui pemahaman dan penerapan digital marketing, diharapkan para pelaku UMKM mampu berdaya saing, mengembangkan produk mereka, dan menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan hingga ke pasar internasional.
“Harapan saya melalui pemahaman digital marketing yang kita gagas pada hari ini, mudah-mudahan mereka berdaya, mudah-mudahan mereka mampu untuk mengembangkan produknya karena menjangkau pasar yang lebih luas. Dan harapan saya bahkan mendunia bisa dibeli di mana saja,” ungkapnya.
Ia membandingkan kondisi UMKM lokal dengan produk-produk asal Tiongkok yang kini mendominasi pasar global, bahkan kerap dibeli oleh masyarakat Bali sendiri. Sayangnya, berdasarkan pantauannya, hanya segelintir pelaku usaha lokal yang telah aktif menjual produknya secara online.
“Saya tadi menanyakan, udah banyak nggak yang jualan online? Ternyata sangat sedikit, nggak sampai 5% dari yang belanja online. Harapan saya nanti akan lebih berkembang,” ungkapnya.
Demer pun menetapkan target yang realistis untuk mendorong pertumbuhan pelaku usaha digital di Bali. Ia berharap, ke depan setidaknya 30 persen dari masyarakat yang selama ini hanya berperan sebagai konsumen dalam transaksi online dapat bertransformasi menjadi penjual atau pelaku usaha digital.
Menurutnya, pencapaian angka tersebut sudah merupakan kemajuan besar dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. Ia juga menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan edukasi digital marketing agar produk-produk lokal dapat menjadi andalan, baik di pasar nasional maupun internasional.
“Mungkin kita tidak akan muluk-muluk, mudah-mudahan bisa 30% dari yang belanja online bisa jualan online. Itu sudah sangat kemajuan bagi saya. Saya akan terus mengembangkan digital marketing ini terutama untuk bisa menjadi produk-produk kita menjadi andalan di seluruh Indonesia maupun di dunia,” pungkasnya.
Sementara itu, praktisi digital marketing Leo Agung yang dihadirkan sebagai narasumber, memberikan edukasi langsung kepada peserta terkait strategi pemasaran berbasis internet. Ia menyampaikan bahwa di era saat ini, digital marketing telah menjadi kebutuhan utama dalam pengembangan usaha. Dengan memanfaatkan internet, informasi mengenai produk atau jasa dapat disebarluaskan secara cepat dan luas hingga ke seluruh penjuru dunia.
“Digital marketing saat ini sangat penting, kenapa? Karena dengan digital marketing, dengan internet, kita bisa menyebarkan informasi tentang produk kita, tentang jasa kita ke seluruh masyarakat di dunia,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa pelaku usaha tidak boleh lagi hanya menjadi penonton dalam perkembangan digital. Menurutnya, masyarakat Bali, khususnya di Tabanan, memiliki potensi besar untuk menjadi pelaku aktif dalam memasarkan produk lokal ke pasar nasional maupun internasional.
“Saya sangat bermimpi bahwa kita bukan hanya jadi penonton saja, tetapi masyarakat Bali, terutamanya di Tabanan ini, bisa menjadi pelaku di digital marketing memasarkan produk-produk potensi-potensi daerah ke seluruh Indonesia dan bahkan ke seluruh dunia,” ujarnya.
Leo juga memberikan dorongan semangat kepada peserta agar tidak merasa terbebani dengan konsep digital marketing. Ia menyampaikan bahwa cukup dengan bermodalkan telepon genggam (HP), siapa pun dapat mulai memasarkan produk atau jasa yang dimiliki.
“Harapan saya adalah dengan materi yang diberikan ini, peserta semakin mengerti bahwa hanya dengan bermodalkan HP, mereka bisa sebenarnya memasarkan produk-produk yang mereka miliki, memasarkan jasa-jasa yang mereka miliki dengan HP yang mereka miliki,” katanya.
Komitmen Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer, dalam mendorong pemberdayaan pelaku UMKM terus menuai apresiasi dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, I Made Asta Dharma.
Dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang juga dibarengi dengan edukasi digital marketing di Taman Ganesha Resto and Gallery, Tabanan, Asta Dharma menyampaikan kekagumannya terhadap pendekatan Demer yang dinilai sangat menyentuh kebutuhan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi.
“Jangan sampai masyarakat itu hanya sebagai konsumen saja, belanja di platform-platform media sosial,” ujarnya.
Asta Dharma menilai, langkah Demer yang lebih memilih mengangkat isu pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui edukasi pemasaran digital daripada membicarakan agenda politik, merupakan bentuk kepedulian nyata yang patut dicontoh. Menurutnya, dorongan agar masyarakat, khususnya pelaku UMKM, mampu menjadi produsen aktif di era digital adalah langkah strategis yang relevan dengan tantangan zaman.
“Sangat luar biasa ini, Pak Demer ini apa? Pak Demer ini wakil dari kita masyarakat, dari partai politik, tapi Pak Demer tidak ngomongin partai politik, justru ngomongin bagaimana fondasi masyarakat untuk meningkatkan ekonomi, dengan pembelajaran, bagaimana bisa memasarkan hasil produk kita,” tandasnya.
Dengan pendekatan yang membumi dan berorientasi pada solusi, Demer menunjukkan bahwa pemberdayaan UMKM tak harus dimulai dari kebijakan besar, tetapi dari edukasi yang tepat sasaran. Sinergi antara nilai-nilai kebangsaan dan pemanfaatan teknologi digital menjadi kekuatan baru bagi masyarakat untuk mandiri secara ekonomi. {}