Berita Golkar – Terkait dengan munculnya harapan perubahan terhadap kondisi politik di Bali dengan tidak didominasi lagi oleh satu partai politik saja, Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Bali, NTB, dan NTT dan sekaligus Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer mengatakan bahwa politik itu sifatnya dinamis dan biasanya terjadi siklus tiap 30 tahunan.
Di dunia pun jarang ada pemimpin yang berkuasa lebih dari 30 tahun. Demer kemudian mencontohkan pemerintahan Presiden Soeharto yang begitu kuat juga terkena siklus tersebut. “Kita harus berefleksi juga bahwa kemarin itu Pak Harto begitu kuatnya juga 30 tahunan,” tegas Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali itu belum lama ini.
Oleh karena itu Demer yang pada Pileg 2024 mendatang kembali maju nyaleg ke DPR RI Dapil Bali dari Partai Golkar dengan nomor urut 2 ini meyakini bahwa siklus 30 tahunan tersebut juga akan terjadi di Bali. Demer bahkan sudah melihat tanda-tanda perubahan siklus politik tersebut. Ini merupakan pertanda baik untuk demokrasi di Bali yang sebelumnya menurut Demer, trias politica di Bali tidak jalan.
Politisi senior Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubu Tambahan, Kabupaten Buleleng itu berharap pasca Pemilu 2024 mendatang demokrasi di Bali bisa membaik sehingga trias politica tersebut bisa berjalan lagi.
“Artinya apa? Tidak terjadi mayoritas tunggal. Itu harapan saya dan mudah-mudahan masyarakat mendengar ini karena kalau mayoritas tunggal, tidak ada controlling, itulah sebenarnya nantinya menjadi bahan dari para diktator,” beber wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu.
Wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini kemudian berharap adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara legislatif, eksekutif dan yudikatif, tentunya dengan tupoksi nya masing-masing.
“Melalui apa? Melalui pemilu ini. Ini kesempatan bagi rakyat untuk mulai berpikir lebih jernih, berpikir lebih cerah tentang masa depan Bali yang harus dikelola dengan berfungsinya trias politika ini. Itu dari saya mudah-mudahan dapat dipahami, terutama oleh anak-anak muda yang mungkin dapat menerangkan kepada Bapak Ibu nya sekalian karena kita tahu bahwa kita ini kemarin itu semangat betul untuk ber-reformasi, namun pada saat ini sudah kita harus ber-reformasi tentang kondisi mayoritas tunggal ini,” pungkas Demer. {sumber}