Berita Golkar – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memastikan Pelabuhan Sadai, Kabupaten Bangka Selatan akan menjadi pelabuhan passenger ship atau pelabuhan kapal penumpang dan kargo.
Hal itu dikatakan Gubernur, Hidayat Arsani di sela-sela kunjungannya meresmikan Gedung SMA Negeri 3 Toboali. Sekaligus upaya mencari solusi akibat pendangkalan alur sungai Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang.
“Pelabuhan Sadai kita fokuskan kepada passenger ship dan kargo karena jaraknya dekat hanya 168 mil,” kata dia kepada sejumlah awak media, Selasa (3/6/2025), dikutip dari BangkaPos.
Menurutnya, alur Pelabuhan Pangkalbalam sudah terlalu dangkal, dampaknya hanya bisa dilewati kapal berukuran kecil. Oleh karena itu, dirinya butuh pelabuhan alternatif sembari mencari solusi pendangkalan alur Pelabuhan Pangkalbalam.
Nantinya Pelabuhan Pangkalbalam akan dikhususkan untuk aktivitas bongkar crude palm oil (CPO) alis minyak kelapa sawit mentah dari perusahaan kelapa sawit.
Sementara aktivitas ekspor-impor akan dialihkan ke Pelabuhan Belinyu, Kabupaten Bangka. Untuk kapal penumpang dan kargo dipindahkan ke Pelabuhan Sadai, karena jaraknya diklaim lebih dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta yang hanya 168 mil.
Maka dari itu, dirinya akan segera rapat dengan Kementerian Perhubungan serta seluruh stakeholder terkait.
“Mungkin Minggu depan saya akan rapat dengan Kementerian Perhubungan, bagaimana Pelabuhan Sadai bisa kita hidupkan,” ujar Hidayat Arsani.
Guna mendukung rencana pengalihan, pemerintah provinsi berupaya menambah dan memperbaiki sarana serta prasarana pendukung. Berupa penambahan lampu penerangan jalan termasuk melengkapi sarana di terminal penumpang. “Kabupaten Bangka Selatan akan kita jadikan sebagai perdagangan dan pelabuhan,” ucapnya.
Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid mengaku siap mendukung program Gubernur Hidayat Arsani. Pemindahan aktivitas pelabuhan ke Pelabuhan Sadai efeknya akan berdampak langsung kepada perekonomian masyarakat.
Rencana pemindahan pelabuhan berpotensi dilirik oleh para investor yang akan menanamkan modalnya di daerah. Terlebih di Kabupaten Bangka Selatan telah disediakan lokasi khusus yaitu Kawasan Industri Sadai alias KIS.
Diketahui kawasan tersebut masuk ke dalam kawasan industri prioritas program strategi nasional. Sarana dan prasarana di Pelabuhan Sadai diklaim jauh representatif dibandingkan Pelabuhan Pangkalbalam. Terutama mengenai perbandingan alur,
Pelabuhan Sadai memiliki alur yang lebih dalam dan dapat dilintasi kapal-kapal berukuran besar. Sehingga aktivitas di Pelabuhan Sadai kecil kemungkinan terhambat oleh kondisi pasang dan surut air laut.
“Alhamdulillah besar harapan kami mendapatkan dukungan dari pak Gubernur. Semoga terealisasi apa yang menjadi cita-cita pak Gubernur,” kaya Riza Herdavid. {}