Berita Golkar – Gubernur Rudy Mas’ud mengkritik pelaksanaan program CSR di Kaltim yang masif bersifat simbolik dan belum memiliki dampak jangka panjang.
Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud mengatakan pengelolaan program corporate social responsibility (CSR) di Kaltim kerap tidak sinkron dengan pembangunan daerah. Menurut Rudy Mas’ud masih banyak program CSR dari perusahaan yang bersifat simbolik dan tidak berkelanjutan.
“CSR kita masih cenderung bersifat simbolik dan tidak berkelanjutan,” kata Rudy Mas’ud kepada para pelaku usaha pertambangan, Kamis (26/6/2025) dikutip dari akun Instagram resmi Pemprov Kaltim, dikutip dari BerauTerkini.
Rudy Mas’ud mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan peta jalan atau road map program CSR. Road map ini nantinya akan melakukan sinkronisasi terkait lokasi program, jenis, besaran nilai dan waktu pelaksanaan CSR.
Selain sinkronisasi Rudy Mas’ud juga ingin ada transparansi dan pengawasan pelaksanaan CSR. “Nanti akan ada audit melibatkan Inspektorat, DLH, LSM dan masyarakat sipil,” ucapnya.
Menurut Rudy Mas’ud, CSR bukan hanya soal kewajiban hukum, tetapi wujud komitmen moral dan investasi sosial jangka panjang. “CSR harus bermanfaat untuk rakyat dalam jangka panjang,” katanya.
Dirinya juga menekankan pentingnya penerima manfaat CSR adalah warga Kaltim. Menurutnya jika penerima manfaat bukanlah warga Kaltim maka kerap timbul kegaduhan. “Jangan sampai CSR justru diberikan untuk masyarakat luar Kaltim. Pasti ribut,” tuturnya. {}