Berita Golkar – Dalam suasana yang penuh keakraban, Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad menghadiri Halalbihalal Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) dan Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Tanjungpinang, di Grha NU Tanjungpinang, Jl. Bandara, Minggu (21/04).
Hadir langsung dalam kesempatan itu K.H. Marsudi Syuhud, Tokoh NU yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), menyampaikan Mauidhoh Hasanah serta memimpin doa.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad, menyampaikan pesan penting tentang nilai-nilai kebersamaan dan refleksi pasca-Ramadan. “Untuk itu saya mengajak kita bersyukur bahwa Allah telah memperkenankan kita selama sebulan penuh melaksanakan tugas-tugas di bulan suci Ramadan dan kita berada di bulan Syawal bulan kemenangan dan kita semua kembali kepada fitrah” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga hasil ibadah dan amal selama bulan suci, dimana tugas umat Islam hari ini tidak lain adalah bagaimana merawat hasil Ramadan yang telah selama sebulan penuh menjalankan amal ibadah puasa dan amal-amal ibadah lainnya. Gubernur Ansar juga mengingatkan tentang tradisi halalbihalal sebagai sarana untuk saling memaafkan.
“Mungkin karena kesibukan Bapak Ibu pekerjaan dan masing-masing tugas kita tidak berkesempatan untuk saling kunjung mengunjungi satu dengan lainnya untuk saling bermaaf-maafan, maka halalbihala inilah yang menjadi tradisi penting kita” ujar Gubernur Ansar.
Beliau berharap, dengan saling memaafkan, maka kualitas hidup akan meningkat dan sebagai sarana penghapus dosa. “Mudah-mudahan dengan saling bermaaf-maafkan ini Allah akan menghilangkan dosa-dosa kita di masa lalu dan mudah-mudahan kita bisa terus meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan kita di masa depan” ungkapnya.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur Ansar mengajak semua hadirin untuk menulis kembali narasi kehidupan yang lebih positif.
“Kalau ada catatan-catatan di masa lalu yang mungkin kita tuliskan di kertas buram catatan-catatan yang tidak mengandung arti dan makna coretan coretan di kertas buram itu marilah ke depan ini kita ganti dengan tulisan-tulisan yang indah, pantun-pantun dan puisi-puisi yang indah, kita tuliskan di kertas putih yang suci” pungkasnya. {sumber}