Berita Golkar – Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena menghadiri kegiatan Lentera Ekonomi Syariah NTT – Road To Festival Ekonomi Syariah KTI (Kawasan Timur Indonesia) di Kantor Gubernur NTT, Kamis (26/6/2025) malam.
Gubernur NTT Melki Laka Lena dalam sambutannya mengungkapkan kegiatan ini merupakan kolaborasi mengamalkan ekonomi syariah dengan potensi-potensi unggulan.
“Kegiatan Lentera Ekonomi Syariah NTT – Road To Festival Ekonomi Syariah KTI ini merupakan wadah memperkenalkan produk unggulan lokal berbasis syariah, meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah, serta membangun jejaring kolaborasi antara pelaku usaha syariah, pemerintah daerah, dan dunia pendidikan. Nilai-nilai ekonomi syariah seperti: kejujuran, keadilan, dan keberlanjutan merupakan cerminan dari budaya masyarakat kita, terutama dalam sektor-sektor unggulan seperti pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan tangan, dan kuliner lokal,” jelas Gubernur, dikutip dari NTTPembaruan.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin membangun semangat kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, komunitas pesantren, akademisi, serta generasi muda, dalam mengembangkan sektor-sektor unggulan ekonomi syariah seperti industri halal, keuangan syariah, dan UMKM berbasis syariah dengan memanfaatan potensi-potensi unggualan yang ada di sekitar kita,” ungkap Gubernur Melki.
Gubernur mengungkapkan, ekonomi syariah merupakan pasar ekonomi global yang melibatkan berbagai agama dan budaya, bukan hanya masyarakat muslim, sehingga perlu dioptimalkan oleh masyarakat NTT dan kita didukung dengan keberagaman agama dan budaya serta menjunjung toleransi.
“Kita harapkan ekonomi syariah di NTT juga dapat berkontribusi meningkatkan ekonomi masyarakat kita,” tambahnya.
Melki menambahkan, Pemerintah Provinsi telah mengembangkan Program One Village One Product (OVOP), sebagai bagian dari strategi hilirisasi ekonomi lokal.
“Melalui festival ini, kita berharap akan lahir kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah, lembaga keuangan syariah, pelaku UMKM, dan komunitas masyarakat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berdaya saing,” jelasnya.
“Tentu dengan kolaborasi bersama diharapkan dapat mendorong UMKM syariah tumbuh dari komunitas lokal, juga melalui pesantren, koperasi syariah, hingga marketplace halal. Ini tentu untuk memperkuat ekonomi umat dan mendorong kemandirian ekonomi berbasis nilai-nilai agama,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI NTT Agus Sistyo Widjajati mengungkapkan Ekonomi syariah dijalankan secara inklusif dan terbuka, bukan eksklusif untuk umat Muslim saja.
“Selain itu, Bank Indonesia dan Pemprov NTT mendukung sertifikasi halal produk UMKM sehingga produk-produk dari NTT dapat diterima secara luas di seluruh Nusantara bahkan sampai ke manca negara,” ungkap Agus. {}