Gubernur Melki Laka Lena Dorong Generasi Muda Cinta Budaya Lewat Kemah Budaya NTT 2025

Berita Golkar – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena menyatakan, pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung upaya pelestarian dan perlindungan karya budaya.

Menurut Melki, upaya yang ditempuh oleh UPTD Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT melalui kegiatan Kemah Budaya akan memberikan ruang bagi terjalinnya relasi berkelanjutan antara masyarakat dan pemerintah dalam pemajuan kebudayaan.

Pelestarian dan pengembangan karya seni sebagai bentuk pemajuan kebudayaan lokal merupakan tanggung jawab bersama, kata Melki.

Upaya ini, menurutnya, harus terus dilakukan secara merata di seluruh lapisan masyarakat dengan memperhatikan keragaman dan kebutuhan sosial budaya masing-masing daerah.

“Salah satu bentuk nyata dari upaya tersebut adalah melalui penyelenggaraan kegiatan Kemah Budaya Tahun 2025 ini, yang secara khusus ditujukan bagi generasi muda, terutama para pelajar dari berbagai sekolah,” kata Melki saat membuka kegiatan Kemah Budaya Tahun 2025 yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, pada Rabu (22/10/2025), dikutip dari VoxNTT.

Melki berharap melalui kegiatan ini para peserta dapat memperluas wawasan, menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya bangsa, mengimplementasikan nilai-nilai budaya, serta mengembangkan kreativitas dan potensi diri.

Perkuat Jam Belajar

Gubernur Melki juga menegaskan, Pemerintah Provinsi NTT sedang merumuskan peraturan untuk memperkuat jam belajar dan jam ibadah terkhusus bagi siswa.

“Kami sekarang sedang rumuskan regulasi terkait jam belajar, yang di dalamnya juga atur terkait quality time bersama orangtua, keluarga,” katanya.

Hal ini menurutnya, bertujuan untuk membangun kualitas keluarga sebagai tiang pendidikan utama anak-anak dan pendekat hubungan dengan Tuhan.

Karena itu, Melki meminta kepada semua siswa dan para guru untuk mendorong kebiasaan membaca, menulis, dan beribadah di rumah, dengan menyediakan waktu khusus pada pukul 17.30-19.00 dengan pengecualian pada hari Sabtu.

Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat memberikan dampak perubahan yang signifikan, mengingat situasi dan kondisi saat ini menunjukkan peningkatan angka kasus HIV/AIDS, khususnya di kalangan usia produktif dan remaja.

“Situasi sekarang jika kita tidak awasi dengan ketat, jika tidak diatur dengan baik akan jadi bom waktu bagi kita semua,” katanya.

Peningkatan kasus HIV/AIDS, kata dia, tentu saja menjadi alarm bagi semua pihak bahwa penguatan peran keluarga dalam membangun karakter, moral, dan pengawasan terhadap anak-anak sangat penting. Apalagi saat ini banyak anak muda dipengaruhi oleh penggunaan smartphone karena kurang pengawasan orang tua.

Melki berharap, melalui penerapan jam belajar dan jam ibadah akan menghadirkan ruang interaksi yang lebih hangat di dalam keluarga dalam membimbing dan mengawasi anak-anak supaya tidak ‘tersesat’ dalam penggunaan teknologi.

Ia juga berharap dengan kegiatan-kegiatan positif seperti Kemah Budaya ini, akan terus lahir generasi muda yang tidak hanya kreatif dan berprestasi, tetapi juga berkarakter, berbudaya, dan berkepribadian baik juga dapat menghindarkan para generasi muda dari hal-hal buruk yang bisa merusak masa depan mereka.

Berharap pula kegiatan Kemah Budaya Tahun 2025 ini dapat menjadi wadah yang inspiratif untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa sekaligus memperkuat rasa cinta tanah air melalui budaya.

“Saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan bekerja keras demi terselenggaranya kegiatan yang bermanfaat ini,” jelas Melki. {}