Gubernur Rudy Mas’ud Ungkap Hanya Rp. 6 Miliar APBN Bisa Digunakan Untuk Perbaiki Jalan Rusak di Kaltim

Berita Golkar – Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud (Harum), kembali memilih jalur darat dalam kunjungan kerjanya ke wilayah utara, Sabtu (12/7/2025).

Kali ini, Gubernur secara khusus ingin meninjau langsung kondisi jalan nasional yang menghubungkan Samarinda, Bontang, Kutai Timur hingga Berau.

Setelah menghadiri agenda penyerahan penghargaan Program Gratispol dan Jospol di Pendopo Wali Kota Bontang, Gubernur Harum dicegat sejumlah wartawan yang penasaran dengan kesan dan temuannya selama perjalanan.

“Alhamdulillah, jalannya bisa ditempuh walaupun masih banyak yang harus diperbaiki,” ujar Harum, dikutip dari InBalikpapan.

Jalan Rusak Hambat Ekonomi dan Keselamatan

Gubernur menegaskan bahwa kondisi jalan nasional sepanjang 121 km yang dilaluinya harus segera ditangani. Ia menyoroti dampak kerusakan jalan terhadap keselamatan, efisiensi waktu tempuh, hingga kerugian ekonomi akibat kerusakan kendaraan.

“Kalau jalannya rusak, kecelakaan rawan terjadi, suku cadang kendaraan cepat rusak, dan waktu tempuh jadi lama. Ini jelas tidak efisien dan tidak efektif,” ucap Harum.

Anggaran Terbatas, Blokir APBN Harus Segera Dibuka

Gubernur Harum mengungkapkan bahwa dirinya sudah menemui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo untuk meminta percepatan perbaikan jalan nasional di Kaltim. Ia menyebut, dari total alokasi anggaran sebesar Rp45 miliar untuk jalur Samarinda–Bontang, yang bisa digunakan saat ini baru sekitar Rp6 miliar karena adanya blokir anggaran di APBN.

“Kami harap blokir APBN segera dibuka agar proyek pemeliharaan dan peningkatan jalan bisa dimulai tahun ini,” ujar Harum.

Ia menambahkan, Menteri PU telah mendorong agar Pemprov Kaltim terus berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim. Untuk itu, Gubernur juga membawa perwakilan BBPJN dalam kunjungan lapangan tersebut agar mereka dapat melihat langsung kondisi jalan yang dimaksud.

Jalan Mulus, Ekonomi Daerah Tumbuh

Lebih lanjut, Gubernur menegaskan bahwa jalan nasional yang layak dan mulus sangat krusial bagi aktivitas masyarakat, distribusi barang dan jasa, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Jalur ini sangat strategis. Ia menghubungkan Bontang, sebagian Kutai Kartanegara, Kutai Timur hingga Berau di ujung utara. Perbaikan jalan ini bukan soal estetika, tapi soal pertumbuhan ekonomi dan keadilan infrastruktur,” tegasnya.

Dengan perbaikan yang segera dan menyeluruh, jalur utama ini diharapkan bisa menopang mobilitas dan mempercepat konektivitas antardaerah, sekaligus menjadi penopang pembangunan Kalimantan Timur sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). {}