Berita Golkar – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid mengatakan, Indonesia menginginkan tata kelola kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang inklusif. Hal itu disampaikan Meutya dalam pertemuan tingkat Menteri pada rangkaian forum AI Action Summit, Paris, Prancis.
Menurutnya, tata kelola AI yang inklusif dan berimbang itu sangat diperlukan ditengah perkembangan teknologi digital dunia. Namun dengan memperhatikan kondisi negara maju, namun tata kelola itu juga harus memperhatikan negara-negara berkembang.
“Kami ingin memastikan, kebijakan AI global tidak hanya mencerminkan kepentingan negara maju. Tetapi juga memperhitungkan realitas negara berkembang seperti Indonesia,” kata Meutya dalam keterangannya tertulis, Senin (10/2/2025), dikutip dari RRI.
Ia mengatakan, dalam menyikapi perkembangan digital dunia, Indonesia dapat melakukan penguatan koordinasi internasional. Hal ini dijelaskannya agar perkembangan AI dunia dapat dimanfaatkan publik di seluruh dunia, untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.
“Kita harus memastikan bahwa tidak ada negara yang tertinggal dalam revolusi digital ini. Indonesia akan terus berperan aktif dalam diskusi kebijakan AI global untuk memastikan AI yang aman, etis, dan inklusif bagi semua,” ujarnya.
Diketahui, sejumlah pimpinan negara dunia menghadiri secara langsung pertemuan tersebut, seperti hadirnya Presiden Prancis Emmamuele Macron. Selain itu hadir pula Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau; Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot.
Pimpinan atau perwakilan negara dunia yang hadir kegiatan tersebut, ialah Menteri Digital Prancis, Clara Chappaz; Menteri Luar Negeri Serbia, Marko Uri, serta para menteri komunikasi dan digital dari negara-negara anggota OECD dan mitranya. {}