Berita Golkar – Peran santri itu sangat penting. Selain menjaga negara, juga menjaga agama. Dan itu di mulai dengan jihad intelektual. Pesan itulah yang disampaikan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky saat menjadi inspektur upacara Hari Santri Nasional (HSN) 2023 di Alun-Alun Tuban, kemarin (23/10).
Lebih dari seribu santri dari berbagai pondok pesantren hadir dalam upacara bertajuk Apel Besar HSN tersebut. Hadir juga perwakilan pelajar, mahasiswa, ustadz-ustadzah, perwakilan Badan Komunikasi Pemuda remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), jajaran pejabat di lingkup Pemkab Tuban, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), dan camat.
Dalam amanatnya, Mas Lindra—sapaan akrab bupati—menyampaikan bahwa peringatan HSN adalah momentum tepat untuk dijadikan sebagai media mengambil hikmah dari kehidupan santri. Yakni, sebagai pribadi pejuang serta mampu memberikan sumbangsih untuk bangsa dan negara, seperti saat perang 10 November 1945 di Surabaya.
Berkat resolusi jihad yang sampaikan KH Hasyim Asyari dan peran para santri, bangsa ini berhasil mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. ‘’Inilah (ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan, Red) peran santri dalam menjaga negara,’’ ujarnya.
Disampaikan bupati muda ini, tema HSN tahun ini: “Jihad Santri Jayakan Negeri” menegaskan bahwa santri memiliki kontribusi nyata dalam mem pertahankan kemerdekaan bangsa ini. ‘’Saat masa penjajahan, santri benar-benar ikut berjihad—berjuang ikut angkat senjata melawan penjajah,’’ tuturnya.
Pun ketika Indonesia sudah merdeka, lanjut Mas Lindra, para kiai dan santri juga ikut menjaga kemerdekaan. Bahkan di awal masa kemerdekaan, perwakilan santri ikut mengisinya.
Seperti KH Wahid Hasyim dan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai perwakilan kiai ikut aktif dalam pemerintahan. Sehingga memberikan ke manfaatan untuk masyarakat.
Dan kini, santri juga harus aktif mengisi kemerdekaan dengan berbagai kegiatan positif. Tidak terkecuali, aktif di pemerintahan dan politik. ‘’Ini menunjukkan bahwa santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja,’’ tutupnya.
Dalam konteks pembangunan, terang Mas Lindra, jihad dapat dimaknai sebagai ikhtiar untuk ber juang membangun daerah melalui semangat jihad inte lektual. Yakni, berjuang mening katkan mengoptimalkan potensi diri.
‘’Dengan semangat jihad intelektual, mari kita bersama-sama melawan ketidakpahaman, kebodohan, dan ketertinggalan dalam mendukung terwujudnya kemajuan Kabupaten Tuban yang lebih baik,’’ serunya.
Lebih lanjut bupati kelahiran 1992 itu berpesan, generasi muda hari ini harus bisa mengambil hikmah dari perjuangan dan teladan para kiai dan santri yang telah sahid di medan perang maupun yang telah berjuang demi kemaslahatan bangsa dan agama.
‘’Hari Santri adalah momentum bagi kita untuk belajar dari semangat perjuangan para kiai dan santri dalam menjaga dan mempertahankan bangsa ini,’’ pesannya mengajak kepada semua generasi muda untuk memiliki semangat tinggi dalam me ngisi kemerdekaan.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan pembacaan Ikrar Santri Indonesia dan Resolusi Jihad. {sumber}