Berita Golkar – Gibran Rakabuming Raka telah diberikan kepercayaan Partai Golkar sebagai Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) usungan Golkar pendamping Bakal Calon Presiden (Bacapres) Prabowo Subianto.
Terhadap keputusan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II Partai Golkar yang diikuti seluruh DPD I Partai Golkar, organisasi yang mendirikan dan didirikan Golkar serta organisasi sayap Partai Golkar, Fungsionaris Pusat Partai Golkar Hariara Tambunan menilai keputusan tersebut adalah jalan terbaik, tidak saja bagi masa depan Golkar. Tetapi yang paling penting adalah masa depan Indonesia untuk kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan partai sekali pun.
Menurut Hariara, misi dipasangkannya Gibran sebagai pendamping Prabowo Subianto adalah menjadi perpaduan dua generasi post under forty dan under forty agar ada kesinambungan pembangunan Indonesia ke depan menjadi negara maju yang lolos dari midle income track dan momentum bonus demografi bisa dimanfaatkan dengan baik karena ada generasi seusia Gibran yang mewakili generasi ini untuk membawa Indonesia menjadi negara 3 besar dan kuat di dunia.
Hariara Tambunan menilai Wali Kota Solo ini, adalah sebagai sosok muda yang beorientasi global tapi memiliki akar budaya yang kuat. dilahirkan dari tanah Jawa, sebagai salah satu pusat peradaban Nusantara, kekuasaan Mataram. Sehingga, Gibran dianggap cocok untuk mendampingi Prabowo Subianto dalam membangun Negara ini menuju Indonesia Emas 2045.
Hariara Tambunan menyatakan generasi muda merupakan kunci dari keberlangsungan bangsa ini. Karena, generasi muda lah yang akan melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa membangun kesejahteraan, keadilan, dan kemajuan bangsa ini.
Dari tokoh-tokoh muda pergerakan seperti Soekarno-Hatta, Sutan Syahrir, Sultan Hamengkubuwono, Moh Yamin dan tentara dari rakyat seperti Supriyadi, Bung Tomo, Panglima Besar Soedirman hingga Soeharto, semua tokoh ini, adalah berusia muda saat memperjuangkan kemerdekaan dan cita-cita Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Gibran adalah contoh generasi muda yang memiliki wawasan dan pendidikan luar negeri tapi tidak melupakan akar budaya bangsa ini. Akar budaya manghayubagyo dan handerbeni para pembuat kebijakan pemimpin pendahulu. Bahkan dengan kondusifitas Kota Solo selama dirinya memimpin, menjadi cermin bahwa Gibran mampu menjadi pemimpin yang tak hanya memerhatikan pembangunan kota yang dipimpinnya , tapi juga menjaga hubungan antar masyarakat Solo yang beragam,” kata Hariara Tambunan di Jakarta, Senin (23/10/2023) ini
Walaupun berlatar belakang pendidikan SMA dan Strata-1 di Singapura serta Strata-2 di Australia, Hariara menyatakan Gibran masih menjunjung tinggi karakteristik budaya wong Solo, yang menjadi tempat kelahirannya.
“Lihat saja, infrastruktur terbangun sangat baik, konektivitas transportasi hadir bagi masyarakat Kota Solo dan akses ke Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar Sragen hingga Wonogiri). Bahkan pedagang kecil dan UMKM tumbuh pesat untuk mendukung pariwisata Solo sebagai City of Java.”
“Mereka tidak merasa terpinggirkan dari perubahan Kota Solo sebagai smart city Begitu banyak akses yang dibuka bagi para pedagangan UMKM, yang akhirnya mendorong pergerakan ekonomi menengah dan pertumbuhan ekonomi tinggi,” jelas Wabendum DPP Partai Golkar ini.
Kota Solo, kata Hariara, memiliki sejarah panjang dengan adat budaya tinggi pun tetap terjaga di tengah pembangunan yang dicanangkan oleh Pemkot Solo. Sebagai contoh, pada masa kepemimpinan Gibran, terlihat adanya perkembangan pada sektor budaya. Misalnya pada seni wayang orang dan wayang kulit.
“Itu artinya, sebagai pemimpin, Gibran mampu menjaga budaya yang ada tapi tetap melakukan pembangunan. Dapat diasumsikan, karakternya adalah sosok yang memahami kebhinekaan Indonesia. Dan jika menjadi pendamping pemimpin negeri ini, tentunya akan menjadi panutan yang baik bagi generasi muda lainnya,” tutur Hariara Tambunan yang juga Bacaleg DPR RI Dapil DKI II (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Luar Negeri) ini.
Sosok seperti ini, tentunya selaras dengan visi Partai golkar yang menjaga kebhinekaan di tengah derasnya arus globalisasi. “Pembangunan ekonomi harus dilakukan tapi tentunya tetap menjaga akar budaya Indonesia yang ada dan menjaga agar lingkungan tetap lestari. Dengan gagasan, ide dan inovasi dirinya, sebagai generasi muda, diharapkan tujuan ini dapat tercapai,” pungkasnya. {redaksi}