Berita Golkar – Partai Golkar di Provinsi Jambi tampaknya akan kembali menunjukkan kekuatannya di pemilu mendatang. Partai beringin rindang itu diprediksi mampu mempertahankan dua kursi di DPR RI. Hal ini diperkuat analisis Dr. Dedek Kusnadi, akademis terkemuka dari UIN STS Jambi.
Dr. Dedek, dalam wawancaranya, menekankan bahwa komposisi calon legislatif (caleg) DPR RI dari Golkar memiliki kapasitas yang memadai untuk mempertahankan posisi strategis di senayan. “Setiap caleg dari Golkar memiliki potensi untuk menyumbang suara yang signifikan,” ujar Dr. Dedek.
Ia menyebut ini merupakan hasil dari strategi penjaringan caleg yang efektif oleh Golkar. Lebih spesifik, Dr. Dedek memprediksi mantan Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA), akan dengan mudah mengamankan kembali kursinya. Dengan reputasi dan pengalaman politiknya, HBA dianggap sebagai figur yang ‘terlalu tangguh untuk dikalahkan’.
Dr. Dedek bahkan memperkirakan HBA akan menduduki kursi pertama DPR RI untuk dapil Jambi, serta menjadi yang terdepan dari Partai Golkar.
“Selama masa jabatannya sebagai Gubernur Jambi, HBA berhasil membangun reputasi yang kuat dan positif. Kinerjanya dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan dan program pembangunan telah memperkuat citra kepemimpinannya di mata pemilih. Ini memberikan dasar yang kokoh bagi ambisi politiknya untuk kembali ke Senayan,”jelasnya.
HBA dikenal memiliki jaringan politik yang luas, mencakup baik lingkup lokal maupun nasional. Koneksinya dengan elit politik dan birokrasi menempatkan dia dalam posisi strategis untuk menggalang dukungan. Selain itu, HBA juga memiliki basis dukungan yang solid di Jambi, berkat pencitraan positif dan komunikasi politik yang efektif, yang telah membangun loyalitas di kalangan pemilih.
“Pengalaman HBA sebelumnya di DPR RI memberinya keunggulan dalam menavigasi kebijakan dan politik nasional, menjadikannya lebih menonjol dibandingkan calon lain. Ini adalah aset berharga dalam persaingan politik yang ketat,”bebernya.
Dr. Dedek menyebut HBA memiliki pengaruh signifikan dalam struktur internal Partai Golkar. Kepemimpinannya telah membantu mengatur strategi dan pengorganisasian partai di Jambi. Track record HBA dalam pemilu sebelumnya menunjukkan kemampuannya untuk menggalang suara secara efektif, dibantu oleh dukungan dari basis pemilih setia.
Lebih lanjut, strategi dan kebijakan Partai Golkar di tingkat pusat cenderung mendukung figur yang memiliki peluang menang tinggi, seperti HBA.
Posisi HBA dalam perebutan kursi DPR RI dapil Jambi bukan hanya aman tetapi juga dominan. Pengalaman, reputasi, dan jaringan politik HBA menempatkannya dalam posisi yang unik untuk tidak hanya memenangkan kembali kursinya tetapi juga untuk menjadi pemimpin terdepan dari Partai Golkar di Jambi.
Pemilu mendatang di Jambi, oleh karena itu, lebih cenderung menjadi validasi kekuatan dan pengaruh HBA yang telah ada, daripada menjadi ajang kontestasi terbuka yang tidak terduga.
Namun, persaingan yang sesungguhnya, menurut Dr. Dedek, terletak pada perebutan kursi kedua Golkar. Dengan figur-figur kuat seperti Cek Endra, mantan Bupati Sarolangun; AJB, mantan Walikota Sungai Penuh; dan petahana Saniatul Lativa, persaingan diprediksi akan berlangsung sengit. “Mereka semua memiliki kekuatan dan sumber daya yang merata, membuat prediksi menjadi lebih sulit,” ungkap Dr. Dedek.
Cek Endra, Selain sebagai Mantan Bupati Sarolangun, juga saat ini menjabat sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi. Dia berpeluang untuk menggerakkan mesin partai. Cek Endra juga dikenal karena latar belakang dan prestasinya yang menonjol. Pengalaman kepemimpinannya dan dukungan lokal di Sarolangun yang solid menjadikannya pesaing utama dalam perebutan kursi ini.
Kemudian AJB, sebagai mantan Walikota Sungai Penuh, mampu membawa pengalaman pemerintahan kota dan dukungan komunal yang kuat ke arena politik, menegaskan posisinya sebagai kandidat yang tidak bisa diremehkan. Lalu, Saniatul Lativa, petahana, yang saat ini menjabat, memiliki keunggulan dalam visibilitas dan pengalaman legislatif, yang bisa menjadi nilai tambah dalam pemilihan ini.
Menurut Dr. Dedek, keseimbangan kekuatan dan sumber daya antara para kandidat membuat hasil akhir sulit diprediksi. “Kita menyaksikan persaingan yang sangat ketat, dengan setiap kandidat membawa basis dukungan yang kuat dan rekam jejak yang mengesankan,” ungkap Dr. Dedek.
Pertarungan untuk kursi kedua ini mencerminkan perubahan dinamika politik di Jambi. Pemilih dihadapkan pada pilihan antara kepemimpinan yang telah teruji dan figur-figur baru yang membawa ide-ide segar.
Dr. Dedek juga optimis bahwa Golkar tidak hanya akan berhasil mempertahankan dua kursinya, tetapi juga berpeluang untuk mendominasi dengan meraih kursi pertama dari delapan kursi yang diperebutkan di Jambi. Ini menunjukkan bahwa strategi dan persiapan Partai Golkar dalam menghadapi pemilu kali ini telah dijalankan dengan matang dan efektif. {sumber}