Berita Golkar – Pakar Hukum Prof Dr Henry Indraguna, SH.MH mengecam tuduhan yang dilayangkan terhadap Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad yang disimpulkan terlibat sebagai afiliator aktivitas judi online (judol) di luar negeri.
Menurut Prof Henry tuduhan terhadap wakil ketua DPR RI tersebut bisa dianggap sebagai perbuatan fitnah dan berpotensi sebagai perbuatan pencemaran nama baik, harga diri, dan martabat seseorang. Terlebih lagi yang “diserang” tersebut dalam kapasitasnya sebagai salah satu Pimpinan DPR RI yang menjadi simbol negara.
Tuduhan terhadap Dasco telah memenuhi Pasal 433 ayat (1) UU 1/2023, adalah jika perbuatan penghinaan yang dilakukan dengan cara menuduh, baik secara lisan, tulisan, maupun dengan gambar, yang menyerang kehormatan dan nama baik seseorang, sehingga merugikan orang tersebut. Perbuatan yang dituduhkan tidak perlu harus suatu tindak pidana.
Prof Henry mengungkapkan sepanjang dia mengenal Sufmi Dasco Ahmad adalah politisi yang memiliki track record yang sangat baik. Dari sisi intelektualnya, Dasco tak perlu diragukan lagi dengan semangat belajarnya yang tinggi hingga dikukuhkan sebagai Profesor, karena menjadi dosen beberapa Perguruan Tinggi hingga terpilih menjadi Rektor Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) pada 2020.
Taat beragama, disiplin, memiliki visi kebangsaan yang jelas sehingga sangat tepat jika dia dipercaya oleh Presiden Prabowo Subianto yang juga selaku Ketua Umum Gerindra untuk mengemban tugas sebagai Ketua Harian Gerindra dan Wakil Ketua DPR RI.
Serangan Struktur Kekuasaan
Prof Henry yang juga Politisi Golkar ini menyatakan tuduhan ke Dasco bagian dari “backing politik” dari judol internasional tidak berdasar. Politisi senior partai berlogo Garuda Emas ini meyakini yang juga sahabatnya ini tidak mungkin melakukan perbuatan yang merugikan partainya.
Terlebih Dasco, kata Prof Henry termasuk tokoh yang dipercaya Ketum Gerindra Prabowo menjadi tokoh kunci di lingkaran kekuasaan Pemerintahan Prabowo-Gibran maupun di parlemen.
Menurut Prof Henry, Sufmi Dasco Ahmad adalah satu dari sekian tokoh penting dalam lingkaran kekuasaan yang memiliki rekam jejak panjang dalam mendukung transformasi kelembagaan di parlemen.
Peran Dasco di DPR RI, khususnya sebagai Ketua Harian DPP Partai Gerindra dan salah satu figur sentral dalam komunikasi antara eksekutif dan legislatif, menjadikannya sebagai figur penting yang secara strategis berada di posisi persimpangan antara kebijakan dan kekuatan politik.
Sehingga, tegas Prof Henry, serangan terhadap Dasco melalui pemberitaan media tertentu yang mengaitkan namanya dalam aktivitas ilegal tanpa konfirmasi dan data yang valid, merupakan bentuk serangan terhadap struktur kekuasaan yang lebih besar.
Menurutnya, strategi ini dilakukan oleh aktor-aktor eksternal yang tidak mampu menyerang langsung pada pusat kekuasaan—dalam hal ini Presiden Prabowo Subianto yang memiliki tingkat kepuasan publik yang sangat tinggi— tapi menggunakan jalan pintas dengan menghancurkan kredibilitas orang-orang di sekitarnya.
“Ini sejatinya adalah cara dan taktik menyerang tokoh-tokoh kunci yang dianggap menjadi fondasi utama kekuatan politik atau Jika kita meninjau pendekatan public choice theory, maka serangan seperti ini bukanlah kejadian yang netral. Ada aktor-aktor rasional yang sedang berupaya menggeser peta kekuasaan dengan cara menyerang individu kunci dalam sistem,” urai Wakil Ketua Dewan Pembina Kongres Advokat Indonesia (KAI).
Jadi kalau mengikuti track record Dasco dengan dedikasi, pengabdian, dan loyalitasnya tinggi kepada Merah Putih, Prof Henry tidak yakin kebenaran berita tersebut.
“Dan jika ada grand design yang mau mengganggu simbol negara yaitu pimpinan DPR RI dalam hal ini Pak Sufmi Dasco dan ujungnya mencoba menggoyang Pemerintahan Prabowo yang telah dipilih election suara besar oleh rakyat. Maka kondisi ini yang harus direspon serius oleh Gerindra dan Pak Dasco sendiri. Karena bisa jadi sebagai skenario pembusukan karakter (character assasination) tokoh-tokoh tersebut,” beber Penasehat Ahli Balitbang DPP Partai Golkar ini.
Sebagai pakar hukum, Profesor dari Unissula Semarang ini menganggap berita negatif Wakil Ketua DPR RI tersebut sangat tendensius. “Tidak hanya merusak karakter seseorang yang menjadi simbol negara. Akan tetapi juga merusak marwah dan harga diri Pimpinan DPR RI,” tegas Waketum DPP Bapera ini.
Karena itu, dia mengajak publik untuk lebih jernih melihat persoalan tersebut. Ia menduga ada agenda terselubung terkait pemberitaan tersebut.
“Saat ini kita tengah menghadapi tantangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Dibutuhkan persatuan dan kekompakan untuk menghadapinya. Bukan malah membuat kisruh dan membuat kegaduhan baru di politik menjadi panas,” ucap Henry.
Doktor Ilmu Hukum UNS Surakarta dan Universitas Borobudur ini meminta oknum elit dan operator di lapangan tidak membuat opini yang justru kontraproduktif untuk kemajuan bangsa.
“Kita harus bersatu di tengah ketidakpastian kondisi global saat ini. Saya mengecam oknum atau siapapun aktor intelektual yang membuat isu atau berita yang tidak bisa diuji kebenarannya dan cenderung mengarah kepada upaya character assassination atau pembunuhan karakter tokoh dengan menjatuhkan nama baik salah satu Pimpinan DPR RI. Pimpinan lembaga legislatif ini juga menjadi simbol negara yang harus kita jaga, bela, lindungi marwah dan kehormatannya jika berita-berita tidak benar dan tidak berdasarkan fakta,” tandasnya.
Prof Henry lalu meremaining peristiwa yang pernah menimpa Dasco.
“Kita tentu tidak bisa mengabaikan fakta bahwa media yang memberitakan tuduhan terhadap Pak Dasco pernah dinyatakan bersalah pada tahun 2003 karena melakukan pencemaran nama baik dan diharuskan membayar ganti rugi ratusan juta rupiah kepada seorang pengusaha nasional. Ini tentu menjadi pelajaran berharga agar kejadian tidak terulang lagi,” pungkasnya.